
Kementerian ESDM: Pemanfaatan EBT di Indonesia Masih Relatif Kecil

Tangkapan layar YouTube, Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana/Iconomics
Indonesia disebut memiliki hampir seluruh jenis energi terbarukan yang secara komersial sudah banyak dikembangkan. Untuk panas bumi, misalnya, Indonesia negara terbesar kedua dari segi potensi dan pemanfaatannya.
“Pemanfaatannya memang masih relatif rendah sekitar 9%,” kata Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam “Investor Daily Summit 2021” bertajuk Mengurai Hambatan Investasi Energi Terbarukan, Rabu (14/7).
Di samping panas bumi, kata Dadan, Indonesia yang kawasan tropis berbasis pertanian sehingga bioenergi yang berasal dari limbah dan tanaman atau biomassa sangat menjanjikan. Dari sisi limbah potensinya mencapai 32,6 gigawatt (GW) dan hasil pemanfaatannya saat ini mencapai 6%.
Kemudian, kata Dadan, pembangkit listrik tenaga bayu potensinya 60,6 GW yang sudah terukur baik oleh Kementerian ESDM maupun masukan dari calon pengembang. Pemanfaatannya mencapai 0,25% atau 154,3 MW.
Sementara hidro, kata Dadan, salah satu energi terbarukan konvensional yang sudah cukup lama hadir di Indonesia dan teknologinya sangat bervariasi. Ini dari skala kecil hingga besar dan ribuan megawatt yang sudah terpasang 6.121 MW. Persentase pemanfaatannya relatif sama dengan panas bumi sekitar 9%.
“Sedangkan tenaga surya yang diharapkan akan menjadi salah satu game changer dalam pemanfaatan energi terbarukan jangka pendek, salah satu quick wins yang sedang kami usahakan bersama-sama potensinya 207,8 GW dan akan naik terus. Pemanfaatannya baru total 153,5,” kata Dadan.
Leave a reply
