Kuartal I 2025, Laba Bersih BRI Menurun Menjadi Rp13,8 Triliun

0
20

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara konsolidasi membukukan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun. Pencapaian laba bersih tersebut menurun 13,64% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp15,98 triliun.

Di sisi lain, aset BRI per akhir Maret 2025 tercatat sebesar RpRp2.098,23 triliun atau tumbuh sebesar 5,49% secara tahunan (year on year/yoy).

“Pertumbuhan (aset) ini didorong penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, dimana semua segmen kredit mencatatkan pertumbuhan positif dengan tetap fokus pada segmen UMKM,” ujar Direktur Utama BRI, Hery Gunardi dalam konferensi pers, Rabu (30/4).

Direktur Micro, Akhmad Purwakajaya mengatakan hingga akhir Maret 2025, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun, tumbuh 4,97% yoy.

Penyaluran kredit tersebut masih didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97% dari total kredit BRI atau sebesar Rp1.126,02 triliun.

“Penyaluran kredit UMKM BRI yang terus tumbuh positif tersebut juga diiringi oleh berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya melalui agen BRILink,” ujarnya.

Agen BRILink, jelas Akhmad, merupakan perluasan layanan BRI, dimana BRI menjalin kerja sama dengan nasabah sebagai agen atau mitra yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat dengan konsep sharing fee.

Hingga akhir Maret 2025, jumlah agen BRILink telah mencapai 1,2 juta agen, tumbuh 49,48% yoy.

Baca Juga :   Tutup Tahun, Bank Raya Salurkan Bantuan untuk Dukung Pendidikan Anak-anak di Panti Asuhan

Agen-agen tersebut tersebar di lebih dari 67 ribu desa atau menjangkau lebih dari 88% dari total desa di Indonesia. Ia mengungkapkan volume transaksi melalui agen BRILink selama kuartal pertama 2025 mencapai Rp423 triliun.

“Berbagai inisiatif BRI tersebut mempertegas komitmen BRI dalam memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan dan BRI juga berperan strategis dalam membuka lapangan kerja dan menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia, sejalan dengan visi pembangunan nasional yang tertuang dalam Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia,” ujar Akhmad.

Terkait kualitas kredit, Direktur Manajemen Risiko, Mucharom menjelaskan pertumbuhan kredit BRI diikuti perbaikan kualitas aset yang diperoleh dari penerapan manajemen risiko yang efektif dan prudent dalam penyaluran kredit.

Hal tersebut tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) BRI membaik , dari 3,11% pada akhir triwulan pertama 2024 menjadi 2,97% di akhir triwulan satu 2025.

Rasio Loan at Risk (LaR) juga membaik, dari 12,68% pada akhir triwulan satu 2024 menjadi 11,12% pada akhir triwulan pertama 2025.

Namun demikian,  tambahnya, Perseroan tetap menyiapkan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi potensi pemburukan kualitas aset, yang tercermin dari rasio NPL Coverage BRI yang mencapai 200,60%.

Baca Juga :   OJK Dorong Perbankan Tambah Pembiayaan untuk Petani Sawit

“Dengan coverage ratio yang sangat memadai ini, BRI tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca berkelanjutan, namun juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh stakeholder bahwa Perseroan memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi terutama di tengah kondisi tekanan ekonomi dan geopolitik global seperti perang tarif saat ini,” jelas Mucharom.

Dari sisi pendanaan, Direktur Network dan Retail Funding, Aquarius Rudianto menjelaskan per Maret 2025, BRI mampu menghimpun Dana Pihak Katika (DPK) sebesar Rp1.421,6 triliun, dengan dana rasio dana murah atau CASA sebesar 65,77% atau Rp934,95 triliun.

Pencapaian CASA BRI tersebut tercatat meningkat dibanding dengan porsi CASA pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 61,66%.

“Pencapaian CASA BRI tersebut salah satunya didukung pertumbuhan transaksi digital super app BRImo yang semakin memperkuat posisi BRI dalam layanan digital banking di Indonesia,” ujar Aquarius.

Hingga akhir Maret 2025, tercatat pengguna BRImo sebanyak 40,28 juta pengguna, meningkat 20,26% yoy, dengan jumlah transaksi 1,2 miliar naik 25,5% yoy dan volume transaksi sebesar Rp1.599 triliun, meningkat 27,79% yoy.

Baca Juga :   Sunarso: BRI akan Terus Tebar Dividen di Atas 70% dari Laba Bersih

“Dalam menghadapi era digitalisasi BRI juga aktif membangun infrastruktur pembayaran yang modern dengan memperluas jaringan layanan transaksi non tunai di seluruh lapisan masyarakat,” ujar Aquarius.

Direktur Finance & Strategy, Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari menyampaikan kinerja BRI didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.

Hal ini, jelas Viviana, ditunjukan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI yang berada di level 86,03% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 24,03%.

“Posisi CAR BRI tersebut jauh di atas ketentuan batas minimal CAR yang dipersyaratkan oleh regulator,” ujarnya.

“Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang kuat BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik dan sehat pada periode yang akan datang,” tambah Viviana.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics