Potensi Ekonomi Digital Begitu Besar, Apa yang Dilakukan Kominfo?

0
640

Iconomics - Sektor ekonomi digital berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indoensia baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

We Are Social mencatat pengguna internet di Indoenesia sudah mencapai 202,6 juta pengguna per Januari 2021. Ini menunjukkan penetrasi internet di Indonesia setara dengan 73,7% dari total poulasi.

Dengan jumlah pengguna internet tersebut, valuasi ekonomi digital di Indonesia tahun 2021 diestimasikan seniali US$70 miliar atau setara dengan Rp1.005 triliun dan valuasi ini diproyeksikan akan terus bertumbuh sampai US$146 miliar pada tahun 2025 dengan CAGR sebesar 20%. Bahan tahun 2030 nilai ekonomi digital Indonesia itu diperkirakan mencapai Rp4.531 triliun atau US$315,5 miliar.

Demikian disampaikan Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia sekaligus Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam webinar ‘Peluang dan Tantangan Optimalisasi Potensi Ekonomi Digital Indonesia Tahun 2022’ yang diadakan oleh Theiconomics, Selasa (25/1).

Dedy juga menyampaikan sektor infokom yang menjadi tulang punggung ekonomi digital ini terus tumbuh positif bahkan di tengah pandemi Covid-19 saat ekonomi secara umum mengalami kontraksi.

Baca Juga :   Menko Airlangga Berharap Indonesia-Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama Transisi Energi, Kesehatan dan Ekonomi Digital

Tahun 2020, sektor infokom adalah satu-satunya sektor yang tumbuh positif dua digit selama tiga kuartal berturut-turut. Pada kuartal dua 2020 tumbuh 10,85%, kuartal tiga tumbuh 10,72% dan kuartal empat tumbuh 10,91%. Secara kumulatif, sepanjang tahun 2020, sektor infokom tumbuh mencapai 10,58%. Pada tahun 2021 lalu, sektor infokom juga masih tumbuh positif.

Terkait potensi ekonomi digital yang sangat besar di Indonesia, Dedy mengatakan Kementerian Kominfo memiliki beberapa program diantarnya program UMKM go online.

“Kenapa kita menggarap UMKM ini? Karena 60% kontribusi terhadap GDP itu disumbang oleh UMKM yang saat ini jumlahnya sektar 64 juta dan baru sekitar 17 juta atau sekitar 25% dari total UMKM kita yang digitaly onboard atau yang sudah terdigitalkan,” ujarnya.

UMKM jelasnnya penting bermigrasi ke digital karena potensi ekonomi digital yang luar biasa besar di tengah kontraksi ekonomi karena pandemi Covid-19. Berjualan secara daring baik melalui platform media sosial, marketpalce atau platform lainnya adalah solusi ketika ruang gerak manusia sangat terbatas selama pandemi. “Sehingga kita berusaha melalui misalnya Gerakan Bangga Buatan Indonesia yang mengarusutamakan dan memprioritaskan produk-produk buatan dalam negeri untuk bisa masuk ke marketplace dan bisa bertransaksi secara online,” ujar Dedy.

Baca Juga :   Menteri Johnny: Pemerintah Perkuat Literasi dan Awasi Platform Keuangan Digital

Selain mendorong UMKM go digital, Kementerian Kominfo, tambah Dedy juga mengelola dan memberikan stimulus kepada startup. Kementerian Kominfo memiliki platform startupdigital.id yang didisain untuk memberikan informasi lenkap tentang program-program pengembangan startup Kominfo mulai dari Sekola Beta, Gerakan 1000 Startup Digital, Startup Studio, Hub.id, dan IGDX.

Guna mendukung ekonomi digital ini, dari sisi infrastruktur Kementerian Kominfo  mengusahakan kemajuan teknologi dan juga konektifitas internet. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan misalnya mempercepat perluasan koneksi internet dari tahun 2032 menjadi tahun 2020 untuk menjangkau 83.218 desa dan keluarahan di Indonesia.

Masih ada 12.548 desa dan keluarahan yang belum terjangkau sinyal 4G. “Kita berharap di akhir tahun ini atau tahun depan seluruh desa dan kelurahan itu sudah terkover oleh akses internet 4G,” ujar Dedy.

Kementerian Kominfo juga akan mengorbitkan satelit Satria-1 pada kuartal empat tahun 2023 yang dapat memenuhi kapasitas internet sampai 153 GBps untuk menjangkau 150 ribu titik layanan publik yang belum terjangkau akses interent memadai.

Leave a reply

Iconomics
Close