
Dukung Literasi Anak di Masa Covid-19, Ini 2 Program yang Dilakukan Prudential

President Director Prudential Indonesia Jens Reisch (kedua kiri)/Dok. Prudential
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) berkomitmen mendukung penguatan literasi anak di Indonesia, terutama di masa pandemi Covid-19. Terlebih pendidikan merupakan salah satu pilar penting komitmen pemberdayaan masyarakat dari Community Investment Prudential Indonesia, karena memiliki efek domino pada seluruh aspek kehidupan.
“Selama 25 tahun, Prudential Indonesia percaya bahwa bisnis yang baik harus diikuti dengan berbagi kebaikan kepada masyarakat, yang sejalan dengan semangat ‘We Do Good’,” tutur President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch saat menghadiri forum webinar secara daring, Selasa (6/10).
Karena itu, kata Reisch, perusahaan telah menjalankan dua program besar bertujuan untuk meningkatkan literasi anak, yakni program dukungan pendidikan bersama UNICEF, serta program literasi keuangan bagi anak-anak berumur 7-12 tahun bernama ‘Cha-Ching’ bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI).
Sementara itu, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Samto mengatakan, keterampilan literasi sangat dibutuhkan anak-anak saat ini. Namun bukan hanya dari segi kemampuan membaca menulis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk memahami konteks dari penulisan sejak dini.
“Hal ini harus dimulai sejak dini, untuk mendukung hal tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan serangkaian program, seperti Gerakan Literasi Nasional, mengukur kompetensi minimum siswa untuk literasi dan numerasi, dan banyak lainnya,” kata Samto,
Menurut Samto, tingkat literasi, termasuk literasi keuangan, di Indonesia masih perlu didukung. Berdasarkan, indeks aktivitas literasi membaca (alibaca), terdapat perbedaan cukup tinggi antara Provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi dengan indeks alibaca tertinggi (58,16) dengan Papua yang menduduki peringkat indeks alibaca terendah (19,9). Kesenjangan ini pun semakin terasa dengan munculnya pandemi yang memaksa sebagian besar dari sekolah untuk tutup dan menerapkan modul pembelajaran secara daring.
UNICEF menyebutkan bahwa 35% siswa belum memiliki koneksi internet memadai untuk sekolah daring. Selain itu, hanya sedikit anak yang memiliki komputer atau laptop untuk mengakses internet dari rumah, terutama mereka yang tinggal di pedesaan, rata-rata kurang dari 15%.
Itu sebabnya, sejak Agustus 2020, Prudential berkolaborasi dengan UNICEF untuk mendukung Kemendikbud melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan anak-anak dan orang tua di berbagai wilayah nusantara dapat menjalankan proses belajar mengajar secara aman, sehat dan nyaman.
Dukungan itu antara lain online learning, home learning untuk anak di wilayah Indonesia Timur, serta pengembangan kapasitas untuk para pengajar agar mampu beradaptasi di new normal ini. Hingga Januari 2021, program ini ditargetkan bisa menjangkau 69 ribu siswa dan 3.750 guru dari berbagai wilayah di Indonesia. Dalam menjalankan program tersebut, Prudential Indonesia telah mengalokasikan dana sebesar hampir Rp 3 miliar.
Selain itu, Prudential Indonesia bersama PJI melaksanakan program Cha-Ching sejak 2012 untuk meningkatkan literasi keuangan bagi anak-anak berumur 7 hingga 12 tahun.
Soal program Cha-Ching, Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia mengatakan, program ini mengajarkan pemahaman atas 4 aspek utama pengelolaan keuangan melalui modul pembelajaran menarik, yaitu peroleh (earn), simpan (save), belanjakan (spend) dan sumbangkan (donate).
Hingga September 2020, program Cha-Ching telah diimplementasikan di 2.665 sekolah di Sidoarjo, Trenggalek, Blitar, Jakarta, dan menjangkau 4.820 guru dan 146.897 siswa sekolah dasar.
Beradaptasi terhadap situasi pandemi, kata Nini, program ini juga akan diaplikasikan secara daring melalui ‘Cha-Ching Kid$ at Home’. Yang diawali dengan pelatihan terhadap volunteer pada September 2020 dengan menargetkan 125 anak karyawan, tenaga pemasar, nasabah dan masyarakat umum dalam 4 gelombang hingga akhir 2020.
“Belajar dari pandemi Covid-19, penanaman literasi keuangan sejak dini makin relevan manfaatnya untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi sewaktu-waktu di masa depan,” kata Nini.
Leave a reply
