Ulasan Bank Mandiri: Pasar Properti Masih Akan Tertekan hingga Awal 2021

0
954

Bank Mandiri

Harga sewa properti komersial disebut masih mengalami kontraksi dan belum akan mengalami perbaikan hingga 2021. Berdasarkan Survei Harga Properti Komersial 1H20 Bank Indonesia (BI) tercatat harga sewa properti komersial secara keseluruhan terkontraksi -5,38% secara tahunan (yoy) pada Kuartal II/2020.

Sementara pada Kuartal I/2020 mengalami kontraksi -3,02% yoy. Penurunan ini terjadi di hampir seluruh properti komersial seperti apartemen, perhotelan, perkantoran, dan pusat perbelanjaan.

Penurunan terdalam terjadi pada segmen perhotelan yang harga sewanya terkontraksi -25,43% yoy, disusul apartemen -5,39% yoy, perkantoran -0,51% yoy dan pusat perbelanjaan -0,03% yoy. Sementara itu, besaran kontraksi berbeda di tiap daerah.

Ditinjau dari pendekatan per provinsi, tercatat bahwa harga sewa apartemen di Bandung terkontraksi hingga -54,39% yoy atau menjadi yang terdalam dari 4 kota yang disurvei oleh BI. Adapun harga sewa apartemen di Denpasar, Jakarta, dan Surabaya masing-masing terkontraksi -12,80% yoy, -5,72% yoy, dan -0,08% yoy.

Sedangkan untuk jenis properti hotel, besaran kontraksi harga sewa di 10 kota yang disurvei BI cenderung merata dengan rata-rata di -23,70% yoy. Kontraksi terdalam berasal dari Denpasar dengan -29,71% yoy dan terendah berasal dari Banten yang kontraksi -16,84% yoy.

Baca Juga :   Mendag Bicara Vaksinasi dan Cara Mencapai Pertumbuhan 5,5% di 2021

Berdasarkan ulasan ekonomi dan pasar tersebut, Bank Mandiri dalam situs resminya Rabu (11/11) menilai tren perbaikan belum akan terjadi pada 2021. Mengutip laporan Leads Property Kuartal III/2020, tingkat okupansi properti komersial masih akan tertekan hingga akhir 2020 dan awal 2021.

Ini akibat tingginya tingkat penawaran baru (new buildings) yang akan meramaikan pasar properti komersial khususnya perkantoran di DKI Jakarta. Hingga Kurtal III/2020, terdapat 10,96 juta meter persegi perkantoran di DKI Jakarta dengan tingkat okupansi mencapai 76,28%.

Diprediksi lahan perkantoran akan meningkat menjadi 11,20 juta meter persegi pada akhir 2020 di tengah peningkatan tren bekerja dari rumah. Office of Chief Economist Bank Mandiri memperkirakan sektor properti masih tertekan hingga tahun depan. Hal ini didasari oleh pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih belum usai.

Karena itu, Bank Mandiri memperkirakan sektor pariwisata yang kini sangat mengandalkan pasar domestik belum dapat mendorong permintaan untuk segmen properti hotel dan serviced apartment. Selain itu, meningkatnya angka setengah pengangguran pada Agustus 2020 menjadi 10,2% menjadi salah satu indikasi awal mengenai lanskap pekerjaan berubah dan tidak begitu dependen dengan ruang perkantoran.

Baca Juga :   Ganjar Beberkan Kondisi Ekonomi dan Peran Pelaku Usaha Milenial di Jateng

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics