Meta Temukan 3 Poin Perilaku Gen Z di Instagram

0
656
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Populasi Gen Z yang berusia di bawah 25 tahun secara global berjumlah lebih dari 3,2 miliar atau sekitar 41% penduduk dunia. Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri, Indonesia memiliki sekitar 68 juta jiwa Gen Z. Banyaknya populasi ini pun bisa menjadi potensi pasar di masa depan.

“Tentunya ini adalah potensi pasar yang luas, ini adalah masa depan kita dimana nanti juga adalah sasaran untuk pengguna internet, sosial media, sasaran buat brand dan juga untuk pasar ekonomi dan kemajuan negara kita ke depannya,” kata Director Creator Partnership Southeast Asia, Meta, Revie Sylviana pada Selasa (06/12/2022).

Revie juga menjelaskan bahwa Meta telah melakukan Instagram studi dengan Populix. Mensurvei lebih dari sekitar 2.000 Gen Z dari berbagai macam kota besar di Indonesia yang hasilnya mereka semua menggunakan teknologi internet.

Dari survei tersebut ditemukan 3 poin yaitu pertama, terhubungnya koneksi dengan hiburan. Kedua, Gen Z punya jiwa sosial yang tinggi berupa aksi sosial. Dan yang ketiga, tentang personalisasi identitas dari digital.

Baca Juga :   Momogi Adakan Kontes Foto dan Ajak Anak-Anak Belajar Berbagi di Bulan Ramadhan

Pada poin pertama, maksud dari terhubung dengan hiburan adalah para Gen Z ini tak hanya menikmati hiburan saja, tapi juga membagikan momen hiburan kepada orang sekitar agar tetap terkoneksi. Para Gen Z ini membagikan momen tersebut melalui media sosial Instagram dengan fitur story dan direct message. Dalam hal ini peran media sosial juga membantu para Gen Z untuk membagikan momen secara real time.

Poin kedua, para Gen Z juga sangat concern mengenai aksi sosial. Media sosial dalam hal ini menjadi wadah Gen Z untuk mendekatkan kesenjangan sosial serta untuk memberikan aksi nyata untuk membawa perubahan. Isu yang diikuti Gen Z adalah isu lingkungan dan sustainabillity, otentik menjadi diri sendiri, pemberdayaan perempuan, komunitas, dan kesehatan mental.

Di poin ketiga, para Gen Z lebih menginginkan rekomendasi konten yang personal yang spesifik dengan minat dan kesukaannya. Contoh dari personalisasi identitas digital ini adalah penggunaan avatar sebagai karakter digital. Sekitar 65% Gen Z di Indonesia ingin melihat lebih banyak fitur realitas virtual di Instagram.

Baca Juga :   Bawaslu Gandeng Gen Z untuk Tangkal Hoaks di Pemilu 2024

Revie juga memprediksikan pada tahun 2023 akan ada beberapa tren ke depan. Yang pertama adalah tren terhadap topik kuliner dan wisata akan terus jadi primadona. Hal ini dikarenakan hastag #pesonaindonesia telah digunakan sebanyak 11 juta tahun ini dengan sebanyak 37% Gen Z Indonesia menjadi kontributor dalam pertumbuhan tagar. Pada tagar #bali juga telah digunakan lebih dari 20.000 lebih banyak dari tahun lalu. Pada topik kuliner sendiri sebanyak 40% Gen Z telah memakai tagar #kuliner sebanyak 6.000 lebih banyak dibanding tahun lalu.

Menurut Revie, tren kedua berupa Gen Z banyak menggunakan reels, lagu, dan tarian lokal dibandingkan lagu asing.

“Dari studinya kita, 1 dari 2 Gen Z prefer untuk menggunakan lagu Dunia Tipu-Tipunya Yura saat membuat konten, sedangkan 1 dari 3 dari Gen Z suka dengan lagu Ojo Dibanding-bandingke. Dan itu ternyata konten-konten itu sangat disukai Gen Z,” ucap Revie.

Terakhir mengenai tren Metaverse yang terus meningkat dari Gen Z terhadap elemen-elemen Web3 seperti Avatar, AR, VR, dan NFT. Sebanyak 65% Gen Z Indonesia ingin melihat lebih banyak lagi fitur VR di Instagram.

Leave a reply

Iconomics