
BI Fast Berperan Wujudkan Transformasi Digital Khususnya Dalam Sistem Pembayaran

Tangkapan layar, Director of Brand, Research & Strategy The Iconomics Alex Mulya/Iconomics
Iconomics - BI Fast dinilai berperan mewujudkan transformasi digital dalam sistem pembayaran di Indonesia melalui pengembangan infrastruktur pembayaran retail secara real time dan tersedia 24 jam dalam sepekan. BI Fast dan otoritas disebut memberikan dukungan dan insentif bagi masyarakat yang sudah bergabung dan berdampak positif bagi yang bergabung.
“BI mengedukasi publik secara massal tentang biaya murah dan cepat transaksi BI Fast agar demand pool segera tercipta. Saya rasa ini bukan hal yang sulit dikomunikasikan, sudah banyak publik yang paham tentang beda transfer dengan SKN, dengan adanya biaya-biaya transfer yang dipungut industri keuangan. Jadi keunggulan BI Fast akan mudah tercipta, but you have take the lead,” kata Director of Brand, Research & Strategy The Iconomics Alex Mulya secara virtual, Jumat (11/2).
Menurut Alex, dalam era digital yang serba transparan, perubahan tidak dapat dihindari. Buktinya data menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam sehari sekitar 8 jam dan 73% dari populasi merupakan pengguna internet.
“Jadi sangat tinggi dan mereka mengakses internet sekitar 90% dengan menggunakan mobile device. Kebanyakan chat dan media sosial, shopping app, banking, dan financial service app juga. Lalu, 78% mobile device menggunakan shopping app. Kalau kita lihat perkembangan e-commerce selalu tumbuh, bisa 50% per tahun,” ujar Alex.
Kemudian, penggunaan uang elektronik di Indonesia, kata Alex, juga semakin meningkat setiap tahun. Data Bank Indonesia menunjukkan uang elektronik sepanjang 2021 mengalami kenaikan lebih dari 30%, dan rata-rata dalam kurun waktu 5 tahun terakhir juga mengalami pertumbuhan.
“Artinya perubahan ini sudah tidak bisa dihindari, masyarakat terhadap komunikasi sudah semakin pintar,” kata Alex lagi.
Alex karena itu berharap, semua pihak bisa mengikuti perkembangan teknologi digital secara perlahan. Dengan demikian, transformasi ekonomi digital di Indonesia dapat segera terwujud pada akhirnya.
“Produk dan layanan yang bagus dan murah tidak bisa disembunyikan. Barang siapa yang menolak memberikan pelayanan yang bagus dan tetap bersikeras memberikan harga mahal akan segera terekspose di dunia yang baru ini,” katanya.