
Indosat: Use Case Kendala Utama Teknologi 5G di Indonesia

Chief Sales and Distribution Officer Indosat Ooredoo Hendry Mulya Syam (tengah)/The Iconomics
Indosat Ooredoo menilai salah satu tantangan terbesar pelaksanan teknologi 5G di Indonesia adalah soal kekurangan use case. Karena, investasi untuk infrastruktur serta spektrum untuk melaksanakan teknologi 5G masih sangat tinggi.
Chief Sales and Distribution Officer Indosat Ooredoo Hendry Mulya Syam mengatakan, apabilan use case teknologi 5G tak mampu mengembalikan investasi perusahaan provider, tentu akan membuat perusahaan merugi. Karena itu, perlu sebuah solusi jitu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Saya khawatir jika network 4G, misalnya, belum menghasilkan return tetapi provider sudah harus investasi ke 5G lagi, sementara use case-nya belum banyak,” kata Hendry di Aston Hotel, Jakarta, pada Senin (2/12).
Hendry menuturkan, sifat utama dari 5G, yaitu high-speed frequency dan low latency, sebetulnya belum dibutuhkan atau diminati oleh masyarakat secara umum. Itu sebabnnya, penjualan teknologi 5G secara ritel dalam waktu mendekat masih sangat minim.
Justru teknologi 5G, kata Hendry, akan memberi manfaat lebih ke bisnis dan industri. Terutama yang membutuhkan jaringan kecepatan tinggi dan latency rendah untuk mengembangkan antara lain Internet of Things (IoT).
“Use case dari 5G ini akan memberikan manfaat bagi B2B (business-to-business) market. Dan dari B2B akan merembet ke industri. Sebenarnya 4G dengan spektrum yang luas sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan data masyarakat secara umum,” kata Hendry.
Hendry menyambut baik kemungkinan konsolidasi di antara perusahaan provider untuk membangun infrastruktur jaringan 5G. Namun, sebelum dilaksanakan harus dipertimbangkan secara mendalam terdahulu.
Jika terjadi pembentukan konsolidasi infrastruktur dan jaringan antara perusahaan telekomunikasi di Indonesia, Telkom harus memimpin upaya tersebut. Apalagi Telkom merupakan perusahaan badan milik negara yang memiliki kabel fiber terpanjang di Indonesia sehingga memiliki kapabilitas serta infrastruktur yang paling memadai.
Sebagai informasi, untuk tahun ini terdapat lebih dari 332 juta pengguna seluler di Indonesia dengan 150 juta pengguna daring.
Leave a reply
