
LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan Rupiah dan Valas

Kantor LPS/Antara
Kinerja pertumbuhan kredit bank umum melanjutkan tren yang membaik. Pada Desember 2021 kredit perbankan tumbuh sebesar 5,24% secara yoy. Sementara pertumbuhan DPK berada di level yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 12,21% yoy.
Fundamental kondisi perbankan masih relatif kuat ditunjukan dengan rasio permodalan atau CAR industri yang berada di level 25,67% dan rasio alat likuid (AL) terhadap non core deposit (NCD) di kisaran 157,94%.
Kondisi pasar uang antara bank (PUAB) menunjukkan tren stabil dan merefleksikan likuiditas antara bank yang memadai. Suku bunga pasar uang antara bank Indonia bergerak di kisaran 2,78%, sedangkan JIBOR 1 bulan dan JIBOR 3 bulan relatif stabil di level 3,55% dan 3,75%.
Pada periode yang sama rata-rata LIBOR US Dollar over night bergerak stabil di level 0,07%. Sementara LIBOR 1 bulan naik sedikit 1 basis poin ke level 0,10% dan LIBOR 3 bulan naik 5 basis poin ke level 0,24%.
“Proses pemulihan ekonomi domestik yang didukung oleh mulai meningkatnya penyaluran kredit perbankan masih dihadapkan pada risiko ketidakpastian yang cukup tinggi utamanya berasal dari dampak pandemi Covid-19 varian Omicron. Meski demikian, fungsi intermediasi perbankan perlu terus didorong dengan kebijakan stimuluas perbankan yang terukur serta mempertimbangkan stabilitas sistem keuangan,” ujar Purbaya.
Ketiga, kondisi stabilitas sistem keuangan domestik terkendali di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global. Rata-rata nilai tukar rupiah berada di level 14.299 per USD atau menguat 0,02% dibanding periode observasi sebelumnya. Penguatan rupiah utamanya ditopang oleh sentimen positif domestik dan langkah bank sentral melalui kebijakan triple intervention yang terukur.
Cakupan simpanan perbankan dari sisi rekening maupun nominal masih terjaga di level yang memadai. Berdasarkan data Desember 2021, jumlah rekening yang dijamin LPS adalah sebesar 99,92% dari total rekening atau setara dengan 385.998.702 rekening.
“LPS menilai bahwa pemulihan ekonomi saat ini perlu terus didorong. Salah satunya dengan memberikan ruang kepada perbankan untuk mengelola biaya dana tetap murah sehingga diharapkan dapat memberikan insentif bagi suku bunga kredit yang rendah,” ujar Purbaya.
Purbaya mengatakan Kkedepan, LPS akan terus berupaya menjaga sinyal dan sinergi kebijakan lintas otoritas untuk mendukung proses pemulihan ekonomi yang lebih cepat namun tetap memperhatikan aspek stabilitas sistem keuangan secara lebih luas.
Halaman Berikutnya