
BTN Terapkan Beberapa Strategi Tarik Minat Gen Z untuk Punya Rumah, Apa Saja?

Tangkapan layar SEVP Digital Business Bank BTN Thomas Wahyudi/Iconomics
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menerapkan beberapa strategi untuk menarik minat “Generasi Z” atau “Gen Z” dalam hal memiliki rumah pertama. Upaya tersebut dilakukan untuk mendorong keinginan generasi muda dalam hal memiliki rumah di tengah situasi ekonomi yang terjadi saat ini.
SEVP Digital Business Bank BTN Thomas Wahyudi mengatakan, ada kecenderungan Gen Z yang pesimistis untuk memiliki rumah harus dicermati sebagai tantangan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Industri perbankan, dinilai harus dapat melihat sisi mana yang bisa menjadi peluang untuk menarik generasi muda dalam hal kepemilikan rumah.
“Tapi data yang kami pakai yang kita miliki ini umur yang mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) ke kita ada juga itu yang dari Gen Z. Ada juga yang memang masih butuh untuk rumah pertama. Justru yang paling penting dari kita sekarang ini, bagaimana kita menawarkan memberikan solusi dari keterbatasan Gen Z ini untuk bisa memiliki rumah pertama,” kata Thomas dalam Indonesia Industry Outlook Conference 2025 secara virtual, Kamis (24/10).
Karena itu, kata Thomas, BTN menawarkan produk yang memiliki jangka waktu cicilan panjang. Lamanya tenor yang diberikan BTN, diharapkan dapat menjadi solusi bagi generasi muda yang ingin memiliki rumah melalui skema KPR.
“Dengan demikian, (harapannya) solusi buat teman-teman Gen Z ini. Kita ada yang 25 (tahun), bahkan kalau customer mau bisa lebih juga, 20 (tahun) paling banyak,” ujar Thomas.
Selanjutnya, kata Thomas, bank milik negara itu turut memberikan pelayanan digital melalui aplikasi BTN Mobile. Solusi itu dihadirkan untuk mempermudah transaksi-transaksi yang dilakukan nasabah. Tingginya kecenderungan nasabah generasi muda yang lebih memilih transaksi digital, menjadi pertimbangan tersendiri bagi BTN dalam menghadirkan solusi digital.
“Sekarang di atas 10%, zaman sekarang terutama Gen Z beli rumah tidak usah melihat fisiknya. Jadi langsung lewat online saja bisa lihat-lihat, dan langsung bisa mengajukan kredit. Dokumennya pun semua online. Tinggal notarisnya, notarisnya belum bisa online,” kata Thomas.
Melalui solusi digital tersebut, kata Thomas, BTN mencatat adanya kenaikan transaksi digital hingga mencapai 2,5 juta transaksi per hari sepanjang 2024. Angka tersebut meningkat dari sebelumnya berkisar di angka 800 ribu transaksi per hari di tahun sebelumnya.
“Memang digitalisasi ini suatu keniscayaan juga mau tidak orang akan ke sana. Sekarang transaksi yang offline dibandingkan dengan online itu sudah jauh berkurang yang offline. Jadi sekarang antara 3%-5% orang masih datang ke cabang, tapi sisanya lewat kita punya aplikasi,” katanya.
Leave a reply
