BEI Sedang Menanti Persetujuan Izin Sebagai Penyelenggara Perdagangan Karbon Dari OJK

Perdagangan bursa karbon hanya dapat diselenggarakan oleh penyelenggara pasar yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengajukan.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, Ignatius Denny Wicaksono mengatakan bahwa Bursa Efek Indonesia sedang mengajukan permohonan izin sebagai penyelenggara perdagangan karbon.

“Bursa Efek Indonesia akan mengajukan lisensi atau memohon persetujuan izin sebagai penyelenggara perdagangan karbon di Indonesia,” kata Ignatius dalam Peluncuran Perdagangan Karbon Subsektor Pembangkit Tenaga Listrik pada Rabu (22/02/2023).

Ignatius mengatakan pihaknya sembari menunggu izin disetujui, kini sedang mengembangkan infrastrktur untuk perdagangan karbon. Hal ini sesuai pada timeline perdagangan sub sektor pembangkit tenaga listrik, yang kini tahapannya berada di pengembangan sistem bursa karbon dan regulasi peraturan terkait.

“Mungkin poin satu kita sudah melakukan pengembangan gitu ya, kita sudah melakukan pengembangan. Kita harap di Q3 (quartal 3) nanti bisa diselesaikan dan juga di Q3 juga kita harap mendapat license dari OJK untuk penyelenggaraan bursa karbon,” kata Ignatius.

Dalam timeline tersebut berisikan poin pertama mengenai pengembangan sistem bursa karbon, dan regulasi. Kemudian, BEI mendapatkan izin untuk menyelenggarakan perdagangan karbon dari OJK, pembukaan akun pelaku usaha, auction atau setup initial price, dan perdagangan karbon.

Ia berharap agar fitur-fitur yang tersedia pada bursa karbon seperti halnya yang ada di perdagangan saham. Fitur tersebut mencakup transparansi, market liquidity sehingga transaksinya dapat lebih efisien.

“Sebagai tools untuk membantu dalam berinvestasi ke arah yang lebih renewable tentunya diharapkan juga loan transaction cost karena dengan adanya bursa karbon semuanya terkonsentrasi disitu. Kita harap tentu transaksinya juga sangat murah dan sangat efisien,” katanya.