Ini Penjelasan Rudi Rubiandini Mengapa Harga BBM Kita Tidak Turun

0
970

Harga minyak mentah dunia yang anjlok tak serta merta membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia akan turun. Padahal, harga minyak mentah hari ini tinggal US$ 20 per barel.

Soal ini, mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini punya penjelasan. Menurut Rudi, anggaran subsidi BBM yang ditetapkan dalam APBN 2020 senilai Rp 20 triliun. Dan angka ini berpatokan kepada asumsi harga minyak mentah US$ 60 per barel.

Lalu, apakah karena itu, harga BBM langsung turun? Tunggu dulu, jawab Rudi. Merujuk kepada aturan Peraturan Menteri ESDM sejak 2014, harga BBM akan menyesuaikan dengan harga minyak mentah duniadalam sebulan terakhir.

“Aturan ini kan dibuat pada zaman Pak Sudirman Said menjadi Menteri ESDM. Jadi, harga BBM akan menyesuaikan harga sebulan terakhir,” tutur Rudi dalam sebuah diskusi virtual bertajuk “Harga Minyak Negatif: Apa, Mengapa dan Sampai Kapan?” beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, kata Rudi, Peraturan Menteri ESDM itu berubah pada zaman Ignasius Jonan. Rujukan waktunya tetap kepada harga sebulan terakhir, tapi perhitungannya berubah dengan menetapkan model satu harga. Jadi, tidak ada masalah dengan ini.

Baca Juga :   Perludem: Konstitusi Tidak Bisa Diubah Hanya untuk Memperpanjang Masa Jabatan Presiden

Di zaman Menteri ESDM Arifin Tasrif, aturan itu berubah lagi. Penyesuaian harga BBM dalam negeri akan merujuk kepada harga minya dunia dalam 2 bulan terakhir. Dengan kata lain, menurut Rudi, harga BBM dalam negeri baru akan berubah pada Mei dan Juni nanti.

“Jadi, harga BBM sekarang memang masih merujuk kepada harga minyak dunia dalam 2 bulan terakhir. Sebab, aturannya memang begitu. Namun, harusnya pada harga BBM akan turun pada Mei dan Juni nanti. Sebab, harga minyak dunia pada Maret dan April sudah berada di kisaran US$ 20 per barel,” kata Rudi.

Lantas mengapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia harga BBM mereka turun? Menurut Rudi, perbedaan harga itu terjadi karena dasar aturan menetapkan harga BBM dalam negeri tiap-tiap negara berbeda-beda.

Di Malaysia, rujukan harganya itu merujuk ke harga minyak dunia sepekan terakhir. Begitu juga dengan Singapura. Dengan demikian, di kedua negara itu penyesuaian harga BBM sangat terasa begitu harga minyak dunia turun.

Baca Juga :   Pijar Foundation: Pemberdayaan dan Kolaborasi Kunci Capai Indonesia Maju 2045

“Jadi, kalau kita memang harus bersabar menunggu. Sebab, rujukan harga kita dibuat 2 bulan terakhir. Demikian,” kata Rudi yang mantan Wakil Menteri ESDM itu.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics