Pijar Foundation: Pemberdayaan dan Kolaborasi Kunci Capai Indonesia Maju 2045

0
204
Reporter: Rommy Yudhistira

Pijar Foundation menilai pentingnya pemberdayaan dan kolaborasi strategis untuk menyatukan berbagai ide, inovasi, serta kebijakan untuk mencapai visi jangka panjang Indonesia maju pada 2045. Dan, Pijar Foundation bercita-cita turut mewujudkan masa keemasan Indonesia pada 2045.

Executive Director Pijar Foundation Ferro Ferizka mengatakan, keikutsertaan untuk mewujudkan hal itu bisa dilakukan melalui 3 pilar utama Pijar Foundation yaitu inovasi, talenta, dan kebijakan. Ketiga hal ini  tidak bisa dilepaskan satu dengan lainnya dan perlu bergerak bersama secara selaras untuk mencapai Indonesia maju.

Di samping itu, kata Ferro, kolaborasi juga menjadi kunci untuk menjalankan 3 pilar tersebut. Pijar Foundation sadar tidak bisa sendiri untuk mewujudkan masa keemasan Indonesia pada 20245.

“Kami tahu Indonesia tidak kekurangan orang pintar dengan ide-idenya. Pijar hadir sebagai katalis kolaborasi dengan memfasilitasi akselerasi kualitas masyarakat Indonesia,” kata Ferro di Rumah Wijaya, Jakarta, Kamis (27/7).

Sementara itu, Anggota Dewan Penyantun Pijar Foundation Wishnutama Kusubandio mengatakan, Indonesia memiliki porsi ekonomi yang besar, namun tidak seluruh masyarakat menikmatinya. Agar dampak ekonomi tersebut dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat, maka pemerintah berperan penting memastikan hilirisasi ekonomi digital yang berdampak melalui berbagai macam potensi yang ada.

Baca Juga :   4 Korporasi Ini Wujudkan Ide Rini Soemarno tentang BUMN Center

Dengan mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia, kata Wishnutama, maka mampu menciptakan kemampuan baru melalui pengembangan talenta serta pengembangan regulasi yang lebih menguntungkan bagi negara.

“Dalam menuju Indonesia maju pada 2045, Pijar berperan penting dan strategis, juga tugas yang berat dengan menciptakan kemampuan anak muda Indonesia dan menciptakan game baru, dan menjadi sebuah ekonomi yang baru dan itu jauh lebih sulit,” kata Wishnutama.

Sedangkan CEO Jejak.in Arfan Arlanda menuturkan, pihaknya telah meriset dengan menggunakan teknologi yang memudahkan proses kerja di lapangan untuk memastikan usaha yang dilakukan benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam menggapai Indonesia maju 2045. Berdasarkan pengalaman Jejak.in yang dibangun pada akhir 2018, tidak ada perusahaan di Indonesia yang membicarakan soal karbon.

Dalam diskusi dan realitas di lapangan, kata Arfan, terlalu banyak perusahaan yang fokus pada corporate social responsibility (CSR), namun tidak mencakup ruang lingkup environmental, social, and governance (ESG).

“Untuk mencapai Indonesia maju 2045, kita tidak boleh hanya mengikuti tren, namun harus fokus untuk menyelesaikan masalah yang benar-benar ada dan krusial serta berkolaborasi dengan pihak yang tepat, sehingga masalah bisa diselesaikan secara tepat juga,” tutur Arfan.

Baca Juga :   Peran Pers Kuat untuk Tingkatkan Kepercayaan Dunia terhadap Indonesia

 

Leave a reply

Iconomics