
Tahun 2022, Pertamina Hulu Rokan Raup Laba Bersih US$1,75 Miliar

Ilustrasi wilayah kerja PT Pertamina Hulu Rokan/Foto: Dok.PHR
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2022, dengan membukukan laba bersih sebesar US$ 1,752 miliar.
Perolehan laba tersebut 254,3 persen lebih tinggi dari target laba dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2022 sebesar US$ 689 juta.
“Kinerja positif ini tidak lepas dari kerja tim yang solid untuk meningkatkan produktivitas dengan cara-cara yang efisien, pencapaian produksi mampu melebihi target di tahun 2022. Ini membuktikan efektivitas strategi yang dijalankan untuk mencapai produksi migas dapat diandalkan untuk keberlanjutan produksi migas di masa mendatang,” ujar Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin melalui keterangan tertulis yang dikutip Kamis (11/5).
Di tahun kedua operasional pasca transisi, PHR WK Rokan sempat mencapai titik tertinggi produksi mencapai 164,99 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). PHR juga melesat dalam melakukan pengeboran. Tercatat sejak alih kelola hingga April 2023, berhasil melakukan pengeboran lebih dari 660 sumur baru. Selain itu, berhasil memperpendek siklus waktu pengeboran hingga produksi awal atau Put on Production (PoP). Produksi WK Rokan ini menyumbangkan seperempat produksi minyak nasional dan 100 persen minyak yang dihasilkan untuk konsumsi kilang domestik.
“PHR berhasil merespons beragam tantangan bisnis yang terjadi di sepanjang tahun 2022. Sebagai salah satu tulang punggung migas nasional, kami terus menjaga keberlanjutan produksi migas yang didukung rencana kerja yang bertumbuh serta memelihara kehandalan aset sumur dan fasilitas produksi existing,” lanjut Jaffee.
PHR juga mencatat kontribusi kepada negara sebagai modal pembangunan berupa Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp29,05 triliun dan Pajak yang terdiri dari Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Daerah sebesar Rp10,1 triliun di tahun 2022.
Secara aktif, PHR juga turut menggerakkan perekonomian nasional dengan mengoptimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atau besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa dan gabungan barang dan jasa, TKDN PHR pada tahun 2022 mencapai 73,8% dari target minimal 60%.
Leave a reply
