Bank Sahabat Sampoerna Pacu Akses Pendanaan UMKM

0
14

Sebagai bank yang fokus pada pemberdayaan UMKM, pembiayaan pada UMKM tetap menjadi porsi utama dari portofolio pembiayaan PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna). 

Pada akhir Maret 2025, pembiayaan yang diberikan pada UMKM mencapai 63% atau sebesar Rp7,4 triliun dari total pembiayaan sebesar Rp11,9 triliun. Total pembiayaan tersebut meningkat tipis sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sejalan dengan peningkatan pembiayaan yang dilakukan keseluruhan industri perbankan pada UMKM sebesar 1,7% pada periode yang sama. 

Pinjaman kepada pelaku UMKM oleh Bank Sampoerna sebagian besar, atau sebesar 86% dilakukan secara langsung oleh Bank Sampoerna dan sisanya disalurkan melalui lembaga keuangan lain yang menjadi mitra strategis.

CEO Bank Sampoerna Ali Yong menyampaikan, industri perbankan menghadapi tantangan pada kuartal pertama tahun 2025 ini. Tantangan bisa jadi tidak akan mereda hingga akhir tahun, mengingat sejumlah permasalahan dan kondisi geopolitik yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini tentunya menyulitkan UMKM untuk berkembang. 

Namun, ia mengatakan kondisi tersebut tidak menyurutkan Bank Sampoerna untuk terus mendukung pemberdayaan UMKM.

Baca Juga :   Kementerian BUMN Akan Luncurkan Platform PaDi UMKM di Agustus 2020

“Walaupun Indonesia masih rentan terhadap kondisi ekonomi global yang dipengaruhi oleh konflik geopolitik, kami terus berkomitmen untuk mendukung UMKM yang kami jalankan dengan terus memanfaatkan teknologi digital dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Kedua aspek tersebut menjadi langkah strategis kami dalam memberdayakan dan memperluas cakupan penyaluran kredit UMKM hingga ke pelosok tanah air,” ujar Ali, Kamis (15/5).

Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra menambahkan, sejalan dengan strategi serta kebutuhan likuiditas Bank Sampoerna, pada akhir Maret 2025, akumulasi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Sampoerna mencapai Rp13,4 triliun. Sekitar 20% dari DPK berbentuk rekening tabungan dan giro (current account & saving account/ CASA). Jumlah DPK ini meningkat 4,4% dibandingkan yang terakumulasi pada akhir Maret 2024 sebesar Rp12,9 triliun. Peningkatan ini juga sejalan dengan peningkatan DPK keseluruhan industri perbankan yang pada periode sama meningkat sebesar 4,7%.

Peran memberdayakan UMKM juga diwujudkan lewat pemberian jasa perbankan atau yang dikenal sebagai Bank as a Service (BaaS). BaaS ini terdiri dari jasa pemanfaatan virtual account, pembayaran via QRIS, dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer), yang di sepanjang kuartal pertama tahun 2025 berlangsung sebanyak lebih dari 46 juta transaksi dengan total volume transaksi mendekati Rp30 triliun. Total volume transaksi ini meningkat tujuh kali lipat dari volume transaksi yang terjadi pada kuartal pertama tahun 2024, terutama didorong oleh semakin banyaknya transaksi penerimaan pembayaran menggunakan QRIS.

Baca Juga :   Medsos dan E-Commerce Dinilai Sarana Efektif untuk Pasarkan Produk UMKM

“Walaupun masih terdampak dengan berbagai tantangan ekonomi, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp5,3 miliar pada kuartal pertama tahun 2025 ini berkat dukungan nasabah dan kolaborasi dengan mitra strategis. Ke depannya kami optimis untuk terus konsisten mendukung UMKM sebagai tonggak perekonomian nasional,” ujar Henky.

Henky menambahkan, capaian tersebut didukung dengan fundamental dan likuiditas yang terjaga baik. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada pada posisi sangat kuat di 28,4%. Demikian pula likuiditas sebagaimana direfleksikan dengan rasio pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio/ LDR) tertangani dengan baik pada tingkat 88,4%.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics