4 Kunci untuk Melanggengkan Kolaborasi Harmonis Jurnalis dengan Praktisi Humas
Ilustrasi mikrofon saat konferensi pers/Dok. Freepik
Paling tidak ada empat hal yang harus dilakukan praktisi humas atau public relations (PR) kepada para jurnalis atau wartawan untuk berkomunikasi efektif. Cision, platform komunikasi yang menerbitkan laporan tahunan State of the media, diantaranya mengulas bagaimana praktiusi humas dapat mendukung pemberitaan dengan baik dan terpercaya. Laporan ini mengeksplorasi tantangan yang dihadapi lebih dari 3.800 jurnalis di 17 pasar global.
“Kini, menyampaikan berita bukan hanya tugas jurnalis. Komunikator profesional dapat berkolaborasi dengan media agar pemberitaan disampaikan secara cepat, efektif, dan relevan,” ujar kata Nicole Gulliot, COO Cision dan President PR Newswire.
Menurut Gulliot, hubungan antara praktisi industri komunikasi dan jurnalis sebenarnya berkaitan dengan meringankan beban kerja media. Ia mengatakan langkah awalnya adalah mencari jurnalis yang tepat, menjalin hubungan berdasarkan aspek kepercayaan, dan memahami audiens yang ingin dijangkau.
Untuk mempererat hubungan kedua pihak ini, Cision menyebut beberapa hal yang harus dipertimbangkan praktisi humas.
Pertama, informasi akurat dan sumber yang jelas. Hampir dua pertiga jurnalis (60%) mengutamakan akurasi pemberitaan, mengingat maraknya kritik tentang kredibilitas dan tingkat kepercayaan audiens.
Kedua, tepat waktu. Jika jurnalis menganggap praktisi humas tidak menghargai waktu, sejumlah jurnalis (22%) tidak akan meluangkan waktunya bagi praktisi humas.
Ketiga, berhenti mengirim spam. Sebagian besar jurnalis (74%) membenci “spam dalam bentuk pesan yang tidak relevan”. Maka, praktisi humas harus memastikan pendekatan mereka tepat sasaran. Bahkan, hanya 9% jurnalis yang menilai bahwa pendekatan praktisi humas relevan.
Keempat, memanfaatkan multimedia berupa foto, video, dan infografis. Menurut 22% jurnalis, praktisi humas mempermudah pekerjaan mereka dengan menyediakan konten-konten tersebut dalam rilis berita. Lebih dari setengah jurnalis (54%) berkata, mereka lebih berpeluang menulis berita jika konten yang ditawarkan praktisi humas dilengkapi multimedia.
