Analis Pasar Modal Ungkap Kinerja Tugu Insurance

0
48

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatat total pendapatan sebesar Rp1,6 triliun di September 2024. Nilai tersebut meningkat 23% secara year-on-year. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan underwriting result dari Rp520 miliar di September 2023, menjadi Rp 725 miliar di September 2024. Selain itu, terjadi peningkatan pada pendapatan operasional lainnya dari Rp347 miliar menjadi Rp 420 miliar di September 2024.

Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin melihat bahwa gejolak di pasar keuangan akhir-akhir ini akibat tensi geopolitik yang masih tinggi dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS memang berpengaruh terhadap kinerja industri keuangan. Tidak hanya bank tetapi juga untuk industri asuransi umum.

“Terpilihnya Trump dengan kebijakan tarifnya memang secara temporer membuat dolar AS ‘balik kampung’. Capital outflow yang deras membuat saham-saham sektor perbankan tertekan. Namun bukan hanya sektor perbankan saja yang perlu dicermati, sektor lain seperti asuransi umum juga perlu mendapat perhatian” kata Kharel dalam keterangannya.

Menurutnya, di tengah tingginya risiko terutama eksternal saat ini, perusahaan asuransi yang core bisnisnya mengelola risiko juga menjadi perhatian banyak pihak terutama pelaku pasar. Ia menambahkan memang capital outflows banyak dialami saham-saham big-caps karena bobotnya besar dan likuiditasnya tinggi.

Baca Juga :   Menunggang Gelombang Digitalisasi, Inilah yang Dilakukan Tugu Insurance

“Secara size market cap dan likuiditas memang saham-saham asuransi umum masih di bawah saham perbankan, tetapi sektor asuransi umum juga menarik untuk dilirik,” katanya.

“Saham-saham big banks dilepas asing dengan nilai triliunan di sepanjang 2024. Namun saham TUGU diakumulasi asing sebesar Rp60 miliar di tahun ini. Meski size inflows kecil tetapi jika dibandingkan dengan likuiditasnya ini termasuk signifikan,” kata Kharel.

Ia juga menyoroti risk base capital (RBC) TUGU. “RBC TUGU ada di 512% di Oktober, dari peers’ yang listed hanya 4 yang memiliki RBC di atas 500%. Artinya tingkat solvabilitas TUGU paling tinggi. Selain solvabilitas aspek likuiditas seperti rasio kecukupan investasi (RKI) TUGU juga di 621% padahal median peers di kisaran 261%. Dari sisi solvabilitas dan kecukupan pemenuhan kewajiban kepada tertanggung TUGU paling baik,” ungkapnya.

Ia juga melihat rasio perimbangan hasil investasi terhadap premi neto TUGU di Oktober 2024 (parent only) di 27% tertinggi di antara kompetitor yang publicly listed sementara median peers asuransi umum hanya 10%. Kemudian dari sisi rasio beban yang mencerminkan tingkat efisiensi operasional TUGU berada di 42% paling rendah dan paling efisien dibandingkan peers yang nilai mediannya mencapai 100%.

Baca Juga :   Bank Neo Commerce Raih Laba Rp4,06 Miliar di Kuartal III-2024

Ia melihat bahwa rasio keuangan TUGU yang solid dan ungguli kompetitor menjadi salah satu aspek yang mendorong saham TUGU diakumulasi oleh asing ketika badai outflows menyerang. Bahkan kinerja saham TUGU sepanjang 2024 masih lebih baik dibandingkan IHSG.  Asal tahu saja harga saham TUGU terkoreksi 0,5% sepanjang 2024 dan IHSG ambles 2,9% di waktu yang sama.

Dalam public expose belum lama ini, TUGU menyampaikan hingga kuartal III tahun 2024, total premi bruto secara konsolidasian di September 2024 sebesar Rp6,8 triliun, sehingga meningkat secara YoY 26% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kontribusi utama dalam pencapaian ini didominasi oleh produksi dari Class of Business (CoB) Fire & Property, Engineering, dan Marine Hull .

Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat menyatakan bahwa sebagai upaya Perusahaan dalam mewujudkan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan asuransi umum nomor 1 di Indonesia, Tugu Insurance berfokus kepada 5 pilar strategi yang tersusun dalam Tugu Insurance’s Strategy House, yang terdiri dari Growth of Business, Corporate Action by Reinvestment, Asset Transformation, People Transformation serta Process Transformation & Risk Management.

“Sejalan dengan strategi tersebut, dalam pengembangan bisnis, Tugu Insurance terus berupaya untuk menyediakan layanan asuransi dan penetrasi pasar ke segmen yang lebih luas, serta melakukan inovasi produk dan jalur distribusi yang lebih efektif. Perusahaan juga terus membangun dan mengembangkan bisnis non-captive, serta melakukan ekspansi pada bisnis reasuransi,” kata Tatang.

Baca Juga :   Tugu Insurance Kenalkan Produk Baru dengan Nilai Ganti Rugi yang Bisa untuk DP

Adapun Laba Tahun Berjalan mengalami penurunan sebesar 48% dari periode yang sama di tahun sebelumnya, namun hal ini dikarenakan adanya pendapatan lain-lain atas hasil penyelesaian kasus litigasi dengan Citibank di tahun 2023 lalu sebesar Rp1,1 triliun (atau Rp 867,8 miliar setelah pajak dan beban lainnya). Tanpa memperhitungkan one-off gain dari kasus Citibank, core profit Tugu Insurance dari operasional tetap mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 120% year on year dari Rp269 miliar pada tahun lalu menjadi Rp592 miliar di September 2024.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics