Harga Batu Bara Lesu, Pendapatan dan Laba Bersih BUMI Turun pada Semester I 2023

Emiten batu bara, PT Bumi Resources Tbk mengumumkan kinerja keuangan sepanjang semester pertama 2023. Pendapatan dan laba bersih mengalami penurunan.

Mengutip publikasi perusahaan, pendapatan konsolidasi pada semester pertama 2023 sebesar US$3,3 miliar, turun 13,3% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$3,8 miliar.

Penurunan pendapatan terjadi karena berbagai faktor. Dari sisi operasional, batu bara yang ditambang lebih sedikit karena hujan deras yang terus menerus (La Nina). Sepanjang semester pertama 2023, produksi batu bara BUMI mencapai 35,4 juta ton, naik tipis 2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan batu bara juga hanya naik 2% menjadi 34,6 juta ton. Sementara di sisi lain, harga batu bara (FOB) mengalami penuruna yang cukup besar yaitu turun 16% dari US$110,9/ton menjadi $$93,2/ton.

“Penurunan harga FOB sebesar 16% merupakan tren penurunan sejak tahun lalu, namun masih ada potensi kenaikan karena situasi geopolitik,” jelas Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava.

Dileep mengatakan upaya terbaik telah dilakukan dengan mengendalikan biaya yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar.

Pada semester pertama 2023, total royalti yang dibayarkan secara konsolidasi besarnya mencapai US$1,03 miliar dan ini setara dengan 31,2% Pendapatan Kotor sebesar US$3,3 miliar.

Royalti meningkat 14% pada penjualan domestik dan hingga 28% pada ekspor, yang mulai berlaku 1 Januari 2022 di anak perusahaan KPC dan Arutmin.

Laba Usaha pun turun 73,2% menjadi US$249,6 juta dibanding US$931,2 juta pada periode yang sama tahun lalu. Laba Sebelum Pajak sebesar US$223,5 juta dibanding US$788,3 pada semester pertama tahun lalu.

Total Laba turun menjadi US$150,1 juta vs US$418,8 juta. Sementara itu, laba yang diatribusikan ke BUMI sebesar US$81,8 juta turun 51,2% dari US$167,7 juta pada semester pertama 2022.