Harga Naik, Ekspor Kakao Indonesia pada Januari-Oktober 2024 Melambung Lebih dari 100%

0
82

Badan Pusat Statistik [BPS] mengungkapkan, kenaikan nilai ekspor kakao menopang ekspor non migas Indonesia pada Januari hingga Oktober 2024.

Amalia A.Widyasanti, Pelaksana Tugas Kepala BPS menyampaikan, selama Januari hingga Oktober 2024, total ekspor kakao Indonesia mencapai US$ 2,01 miliar, naik lebih dari 100%, dari US$0,98 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan nilai ekspor kakao ini, jelas Amalia, terutama karena adanya peningkatan harga komoditas tersebut di pasar internasional, ditambah dengan sedikit kenaikan volume ekspor.

Rata-rata harga kakao selama Januari-Oktober 2024 di pasar internasional adalah sebesar US$6,97 per kg atau naik 112,58% jika dibandingkan dengan rata-rata harga selama tahun 2023.

Di sisi lain, volume ekspor kakao selama Januari-Oktober 2024 sebesar 288,25 ribu ton, naik 1,92%.

“Dengan demikian kenaikan harga komoditas kakao ditambah dengan sedikit peningkatan volume ekspor menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan nilai ekspor kakao Indonesia selama periode Januari sampai dengan Oktober 2024,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/11).

Baca Juga :   Impor Vaksin Mendominasi Impor Produk Farmasi Juli 2021

Adapun negara utama tujuan ekspor kakao Indonesia pada Oktober 2024 adalah India, Amerika Serikat dan Tingkok.

Ekspor kakao ke India pada Oktober 2024 sebesar 6.500 ton atau senilai US$64,4 juta.

Kemudian, ekspor kakao ke Amerika pada Oktober 2024 seebsar 2.500 ton, dengan nilai sebesar US$51,4 juta.

Sedangkan ekspor kakao ke Tiongkok sebesar 3.500 ton atau senilai US$31,2 juta.

“Ekspor kakao didominasi dalam bentuk olahan yaitu berupa mentega, lemak, dan minyak kakao yang mencapai 66,81% dari total nilai ekspor kako tahun 2024,” kata Amalia.

Amalia mengatkan, secara kumulatif, nilai ekspor non migas unggulan Indonesia pada Januari-Oktober 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

“Akan tetapi penurunan nilai ekspor non migas unggulan ini ternyata bisa dimbangi dengan kenaikan ekspor non migas barang lain sehingga secara total ekspor non migas Indonesia masih tercatat naik sampai dengan Oktober 2024 secara kumulatif,” katanya.

Baca Juga :   Kemendag Sebut HPE Produk Pertambangan Naik, Begini Penjelasannya

Selain kakao, ia mengatakan, beberapa golongan barang yang mengalami peningkatan nilai ekspor selama Januari-Oktober 2024 adalah logam mulia dan perhiasan, barang dari besi dan baja atau produk turunan dari biji besi dan baja, serta tembaga dan barang daripadanya.

Seperti kako, jelasnya, tiga komoditas tersebut mengalami peningkatan nilai ekspor masing-masing di atas US$ 1 miliar.

Selama periode Januari-Oktober 2024, total ekspor Indonesia mencapai US$217,24 miliar, naik 1,33% dari US$214,39 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Ekspor tersebut didominasi komoditas non migas, dengan nilai ekspor mencapai US$204,21 miliar, naik 1,48% dari US$201,23 miliar pada tahun lalu.

Sementara ekspor migas sebesar US$13,02 miliar, turun 1,05% dari US$13,16 miliar.

Khusus untuk Oktober 2024, nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 10,25%, dari US$22,14 miliar pada Oktober 2023 menjadi US$24,41 miliar pada Oktober 2024.

Leave a reply

Iconomics