KTT Asean-Korea: Presiden Korea Ungkap Sederetan Komitmen untuk Asean
Presiden Joko Widodo menyebut kemitraan Asean-Korea adalah partnership of the future dengan pilar utama kemitraan melalui transisi energi dan transformasi digital. Ketergantungan Asean terhadap sumber energi fosil harus dikurangi, transisi energi kawasan perlu dipercepat. Menurut Presiden Jokowi, hal ini dapat dicapai melalui pemanfaatan digitalisasi ekonomi dan transfer teknologi.
Dalam lima tahun terakhir tercatat total nilai perdagangan Asean dan Korea Selatan mengalami peningkatan, dari US$162,55 miliar di 2018 menjadi US$223,96 miliar di 2022. Berkenaan dengan itu, beberapa Pemimpin Negara Asean menyampaikan dukungan untuk dilakukan studi bersama tentang review implementasi Asean-Korea Free Trade Agreement (AKFTA). Hasil studi bersama ini dapat menjadi referensi untuk memulai upgrading perjanjian dalam waktu dekat.
Adapun beberapa fokus area kerja sama komprehensif yang didorong yakni di antaranya upaya digitalisasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), fasilitasi perdagangan dan investasi, hingga pengembangan infrastruktur dalam transformasi hijau.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa hubungan kemitraan Asean dan Republik Korea sebagai kemitraan masa depan memiliki transisi energi dan transformasi digital sebagai pilar utama.
Asean, ungkap Presiden Jokowi, harus mengurangi 78% sumber energi fosil. Di saat yang sama, Asean berpotensi besar dalam ekonomi digital di mana dalam satu dekade ke depan, ekonomi digital di Asean diperkirakan akan US$1 triliun untuk PDB kawasan.
“Namun, transisi energi dan transformasi digital butuh investasi dan transfer teknologi yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kemitraan untuk mewujudkannya,” kata Presiden Jokowi dalam keterangannya.
Presiden Yoon mengumumkan komitmennya untuk meningkatkan dukungan ke kawasan melalui platform Asean, Mekong River, dan Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippine East Asia Growth Area (BIMP-EAGA). Disampaikan pula komitmen dukungan sebesar US$30 juta dalam lima tahun ke depan untuk mendukung transformasi digital kawasan Asean.
Inisiatif lain yang juga disampaikan oleh Presiden Yoon adalah Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) sebagai strategi Indo-Pasifik kedua pihak untuk mempromosikan sentralitas Asean guna menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Presiden menilai bahwa kemitraan masa depan antara Asean dan Republik Korea hanya bisa dicapai jika stabilitas kawasan dapat dijaga serta sikap saling percaya dan keinginan bekerja sama ditingkatkan.