Motor Listrik di Indonesia Diproyeksikan Akan Terjual 2,7 Juta Unit di 2035

PT Industri Baterai Indonesia (IBC) menilai pertumbuhan industri baterai terutama untuk kendaraan listrik berkembang dengan pesat baik secara global, regional maupun di Indonesia. Diperkirakan untuk Asia Tenggara, Indonesia akan menjadi pemasok utama baterai.

Direktur Utama IBS Toto Nugroho mengatakan, Indonesia akan menjadi pemain utama industri baterai di Asia Tenggara karena memiiki sumber bahan baku yang melimpah. Nikel merupakan bahan baku utama untuk membuat baterai untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan baterai (ESS).

“ESS ini baterai yang digunakan untuk menyimpan energi yang bersumber dari energi terbarukan. Ini menjadi penting di Indonesia terutama di daerah-daerah yang memiliki sumber energi terbarukan sebagai penyimpanan sehingga bisa memasok energi dari sumber utamanya,” kata Toto dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (24/6).

Sementara itu, kata Toto, untuk sepeda motor listrik berbasis baterai diperkirakan akan terjual sekitar 1,8 juta unit hingga 2,7 juta unit pada 2035. Perkiraan itu menjadi potensi yang cukup besar. Sementara untuk kendaraan listrik untuk umum diperkirakan bisa mencapai 300 ribu unit hingga 600 unit di antara 2030 hingga 2035.

“Ini belum termasuk Asia Tenggara. Khusus di Asia Tenggara, Indonesia diperkirakan menjadi pemasok utama kendaraan listrik berbasis baterai karena kita memiliki kelebihan rantai pasok, tambang hingga hilir,” ujar Toto.

Untuk di Eropa, kata Toto, perkembangan kendaraan listrik berbasis baterai ini juga cukup pesat. Rata-rata pertumbuhan per tahun itu bisa mencapai 20% hingga 25%. Sementara untuk kendaraan bus listrik berbasis baterai dan sejenisnya bisa tumbuh 39% dan kendaraan roda dua listrik berbasis baterai mencapai 44%.

Hampir seluruh kendaraan ini, kata Toto, tingkat pertumbuhannya memang di atas 15% hingga 20%. Dengan demikian, bahwa kendaraan pertumbuhan kendaraan listrik berbasis baterai ini menjadi keniscayaan dan potensinya sungguh luar biasa.