Meta Meluncurkan Toko Avatar Meta yang Membidik Para Gen Z di Medsos
Meta meluncurkan Toko Avatar Meta untuk mendukung para pengguna mengekspresikan diri dan mempersonalisasi identitas avatar. Toko Avatar Meta ini sudah tersedia di seluruh Asia-Pasifik. Dalam toko avatar ini, para pengguna tidak hanya dapat menggunakan pakaian dan aksesoris gratis yang ada, namun juga dapat menggunakan pakaian dan aksesoris premium.
Berdasarkan laporan dari tren Gen Z yang baru dirilis Indonesia beberapa pekan lalu, Avatar menjadi salah satu fitur yang diminati Gen Z di Instagram. Hadirnya toko avatar ini memudahkan para pengguna sosial media di Indonesia terutama Gen Z untuk lebih ekspresif.
Adanya berbagai pilihan item di toko avatar juga diharapkan dapat merepresentasikan keunikan setiap individu yang beragam. Dalam menghadirkan berbagai pilihan outfit, Meta bekerja sama dengan beberapa brand mewah, klub bola, dan tayangan populer dari Netflix.
Dalam toko avatar tersebut, para penggemar fashion bisa membeli outfit premium seperti Prada, Thom Browne, dan streetwear lain seperti Madhappy dan Dress X. Selain itu, para penggemar klub bola Eropa seperti Liverpool F.C. juga dapat mendukung tim favorit mereka dengan menggunakan beberapa football kits yang ada. Para penggemar dan penonton setia Netflix juga dimanjakan dengan adanya toko avatar yang menyediakan outfit dari acara Netflix ternama seperti Squid Game dan Stranger Things.
Director of Product Management, Avatars, and Identify Meta, Amanda Jefson menjelaskan bahwa kini para pengguna bisa memiliki berbagai macam akses ke kombinasi avatar. Adanya ekspansi toko avatar di seluruh Asia Pasifik ini juga membuat pengguna dapat menunjukkan hal-hal yang mereka sukai seperti sepak bola, musik, makanan, fashion, tarian, dan film.
Amanda juga mengungkapkan harapannya dengan adanya Toko Avatar dari Meta yang menyediakan variasi berbeda ini akan membuat banyak orang semakin terinspirasi. Serta, pengguna dapat mempercayakan dirinya untuk tampil secara kreatif melalui platfrom META.
Amanda juga menambahkan bahwa di Metaverse ini, avatar yang tersedia harus dapat merepresentasi atau menggambarkan keberagaman yang ada.
“Di Metaverse, representasi avatar harus menggambarkan dan mencerminkan keberagaman yang ada di dunia nyata. Kami ingin membangun sebuah metaverse yang inklusif dan beragam dimana seseorang bisa memilih fitur wajah, postur badan, dan cara berpakaian yang bisa mencerminkan mereka diri mereka dengan baik, dan salah satunya adalah melalui avatar,” kata Amanda dalam keterangan resmi.