Anggota Komisi VII Sepakat Dalami Persoalan Migor dan Regulasi Kelapa Sawit

Anggota Komisi VII DPR Muhammad Nasir mendorong pembentukan panitia kerja (Panja) untuk mendalami persoalan minyak goreng dan seluruh regulasi yang menyangkut kelapa sawit. Juga menyoroti Fatty Acid Methyl Esters (FAME) yang menjadi bahan campuran biodiesel 30% (B30).

Nasi mengatakan, pemerintah seharusnya dapat menghentikan pembelian FAME, lantaran dinilai terlalu memberikan beban kepada PT Pertamina (Persero)  terutama dalam hal pembelanjaan bahan baku tersebut. Sebagaimana diketahui, FAME berbahan dasar kelapa sawit harganya sedang melonjak.

“Harusnya ada koreksi masalah FAME tadi. harusnya pemerintah menghilangkan pembelian FAME dulu, baru melakukan evaluasi tentang bahan bakar minyak (BBM). Karena itu, sangat besar cost-nya. Ini bisa membantu sebenarnya, bagaimana regulasi ini supaya lebih ringan. Bagaimana keuntungan FAME ini untuk negara,” ujar Nasir di Kompleks Parlemen, Selasa (13/9).

Karena itu, kata Nasir, pemerintah perlu meninjau kembali regulasi yang mengatur tentang FAME tersebut. Juga lewat Panja diharapkan bisa menyelesaikan dan mengubah harga BBM yang dinilai terlampau tinggi serta memberikan beban ekonomi terhadap masyarakat.

Seperti Nasir, rekannya di Komisi VII, Yulian Gunhar juga sepakat mendalami secara khusus persoalan tersebut. Dan, permasalahan minyak goreng terus terjadi dan menimbulkan dampak bagi masyarakat.

Karena itu, kata Gunhar, sebagai anggota DPR perlu mengawasi secara detail hal-hal yang menyangkut dengan hajat hidup orang banyak. “Kalau kita melakukan pembiaran ini bukan tidak mungkin harga minyak goreng itu tergantung dengan keinginan dari perusahaan-perusahaan yang punya kepetingan ini. Sekian, terima kasih,” kata Gunhar.