
Ditanya soal Dana Vaksin Booster, Menkes Sebut Sudah Dianggarkan Rp 10 T

Anggota Komisi IX DPR Dewi Asmara/Iconomics
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin diminta memaparkan secara detail dan spesifik rincian kebutuhan vaksinasi booster baik yang dibiaya anggaran pendapatan belanja negara (APBN) maupun non-APBN. Pemaparan itu dimaksudkan untuk mengetahui total pembiayaan vaksinasi booster.
“Kami ingin tahu walau ini masih dapat berubah, tapi kami ingin tahu, yang APBN itu berapa, karena sumber anggarannya apakah kira-kira sudah dimasukkan di dalam APBN 2022 atau kepada non-APBN yang mungkin nanti bisa bersumber dari dana PEN ataukah dari mana?” kata anggota Komisi IX DPR Dewi Asmara di Kompleks Parlemen, Selasa (14/12).
Seperti Dewi, rekannya di Komisi IX Saleh Daulay juga bertanya soal mengenai mekanisme penggunaan anggaran terhadap vaksinasi booster yang disebut Menkes Budi Gunadi total kebutuhannya mencapai 231,4 juta dosis. Besarnya kebutuhan vaksinasi booster itu, maka penting apakah pembiayaannya sudah tersedia di APBN atau belum.
“Atau mungkin nanti akan dianggarkan di Kemenkeu? Karena saat ini pemerintah punya hak dan kewenangan bagaimana untuk menganggarkan kebutuhan yang ada di sana,” ujar Daulay.
Soal ini, Menkes Budi Gunadi mengatakan, vaksinasi booster yang menggunakan pembiayaan APBN totalnya mencapai 161 juta dosis. Sedangkan, sisanya akan didapatkan secara gratis melalui skema kerja sama bilateral dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Dari 161 juta dosis, kita ada (untuk) anak-anak itu 68 juta dosis, booster yang lansia dan PBI 92 juta dosis, jadi total APBN 161 juta dosis itu hitungan saya. Mungkin antara 50 juta dosis hingga 100 juta dosis kita bisa dapatkan vaksin gratisnya,” kata Budi Gunadi.
Dari total angka tersebut, kata Budi Gunadi, Kementerian Keuangan sudah menyiapkan Rp 10 triliun dan apabila kurang, maka anggarannya akan ditambah kembali. “Tapi saya yakin melihat trennya seperti ini mungkin malah bisa kurang, karena kita bisa dapat banyak sekali vaksin gratis dari WHO dan negara-negara berkembang lainnya,” kata Budi Gunadi.
Budi mengatakan, vaksinasi booster akan menggunakan vaksin Merah Putih yang sudah masuk tahap uji klinis. Vaksin Merah Putih rencananya juga digunakan sebagai vaksinasi Covid-19 untuk anak.
“Jadi nanti diharapkan, jika sudah tersedia mereka bisa langsung kita pakai untuk booster dan anak. Rencananya sekitar semester kedua tahun depan, semester pertamanya stok kita masih banyak. Stok vaksin kita itu 100 juta dosis itu bisa hampir 3 bulan, untuk Januari, Februari, Maret,” kata Budi Gunadi.