ShopeePay Luncurkan Kampanye Tingkatkan Transaksi UMKM di Hari Kemerdekaan RI
Ilustrasi kampanye “ShopeePay 17.8 Semangat UMKM Lokal”/Dokumentasi ShopeePay
Dalam memperingati kemerdekaan Indonesia pada bulan ini, ShopeePay meluncurkan kampanye “ShopeePay 17.8 Semangat UMKM Lokal” untuk mendorong peningkatan transaksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kampanye tersebut akan berlangsung dari 9 hingga 17 Agustus 2021.
Head of Campaigns & Growth Marketing ShopeePay Cindy Candiawan mengatakan, melalui kampanye tersebut, pihaknya mengajak masyarakat untuk mengapresiasi perjuangan UMKM di masa pandemi. Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, UMKM memiliki semangat tinggi untuk terus berjuang maju di tengah kesulitan, bukan cuma untuk diri sendiri, tetapi untuk Indonesia.
“Semangat tinggi ini bisa dilihat dari jumlah UMKM yang mengadopsi pembayaran digital ShopeePay selama pandemi. Jumlah merchant UMKM ShopeePay tumbuh hingga hampir 3 kali lipat di Juli 2021 dibanding akhir tahun lalu. Merchant baru di kategori UMKM juga meningkat hingga hampir dua kali lipat di periode yang sama,” tutur Cindy dalam keterangan resminya, Senin (9/8).
Dalam kampanye tersebut, ShopeePay akan memberikan promo “Flash Sale Rp 1”, “Voucher Cashback 100%”, dan “ShopeeFood Diskon 100%” yang dapat digunakan di ratusan merchant lokal di berbagai kategori usaha yang relevan dengan kebutuhan masyarakat selama pandemi. Kategori tersebut termasuk makanan dan minuman, kebutuhan sehari-hari, produk/layanan kesehatan, investasi dan logistik, layanan hiburan, serta layanan pengantaran makanan online.
Sebelumnya, ShopeePay memiliki program “Semangat Usaha Lokal” yang diluncurkan awal 2021 untuk memperluas jangkauan pembayaran digital serta mendukung perkembangan bisnis UMKM di beberapa kota di Indonesia, termasuk Medan, Semarang, Bandung, Surabaya, dan Makassar.
Di momen Hari Kemerdekaan RI, ShopeePay memperluas kampanye tersebut ke seluruh Indonesia melalui “17.8 Semangat UMKM Lokal” untuk memberikan dampak positif ke lebih banyak UMKM. Terlebih, survei Bank Indonesia menunjukkan bahwa 87,5% UMKM Indonesia terdampak secara negatif oleh pandemi.
