Wamenkeu Suahasil Yakinkan Outlook Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Kuat
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara/Dok. Iconomics
Kementerian Keuangan melihat outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 masih sangat kuat. Hal ini ditandai dengan prospek sektor riil yang masih menjanjikan.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan bahwa pada pertumbuhan kredit berupa konsumsi, investasi, dan modal kerja masih berada pada level yang tinggi. Kemudian, Indeks Keyakinan Konsumen stabil masih berada pada tingkat yang tinggi yaitu 122,4 di Februari 2023. Penjualan kendaraan mobil dan motor pun mengalami kenaikan hingga 56,3% pada Februari 2023. Terakhir, PMI Manufaktur Indonesia masih berada pada level ekspansif selama 18 bulan berurut-turut yakni 51,2 pada Februari 2023.
Sektor pariwisata terus menguat dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara yang terus meningkat signifikan, khususnya dari Singapura, Malaysia, Australia, dan Timor Leste. Dan terdapat lonjakan wisatawan dari China karena re-opening China.
Sektor perbankan juga relatif semakin menguat. Net Interest Margin (NIM) perbankan terus meningkat 4,89% di Januari 2023. CAGR perbankan Indonesia jauh di atas negara lain yaitu 25,93%. Non Performing Loan (NPL) juga masih pada tingkat terkendali.
“Ini adalah tanda-tanda titik-titik dari sektor riil yang kita harapkan nanti akan bisa menjadi fondasi jadi ini semua adalah fondasi kita,” kata Suahasil dalam acara OCBC NISP Business Forum pada Senin, (21/3/23).
Melihat kondisi tersebut, Suahasil berharap agar pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 ini berada di atas 5%.
Suahasil menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kunci sumber pertumbuhan ekonomi baru yakni mulai dari hilirisasi hingga pemberdayaan UMKM.
“Tujuannya adalah melakukan hilirisasi Sumber Daya Alam Indonesia di dalam negeri bukan sekadar melarang, mengolah lebih lanjut kita hilirisasi, kita bangun industrinya di dalam negeri kita bangun pengolahannya di dalam negeri kita,” jelasnya.
Sumber pertumbuhan ekonomi baru lainnya adalah penggunaan produk lokal, percepatan ekonomi digital, ekonomi hijau dan transisi energi, dan pemberdayaan UMKM.
