Alat Berat asal China Gempur Pasar Indonesia, Apa yang Dilakukan United Tractors Tbk?
Brand seperti Sany, LiuGong, XCMG, dan SDLG sudah jamak terlihat di lokasi proyek. Ya, itulah sebagian merek alat berat asal China yang dalam beberapa tahun terakhir menggempur pasar Indonesia.
Sama seperti di otomotif, kehadiran brand-brand asal negeri Tirai Bambu ini membuat persaingan di pasar alat berat domestik kian riuh.
Pemain lama yang sudah eksis di pasar Indonesia pun harus pasang kuda-kuda agar tak terjungkal.
PT United Tractors Tbk (UT), yang memasarkan brand alat berat asal Jepang, Komatsu, sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjag pangsa pasarnya tetap gemuk.
Loudy Irwanto Ellias, Direktur UT mengatakan kehadiran brand-brand alat berat yang baru, termasuk dari China, dalam beberapa tahun terakhir memang membuat kompetisi di pasar “semakin ketat sekali.”
“Kami mempersiapkan strategi-strategi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat,” ujar Loudy dalam Public Expose Live 2024, Jumat (30/8).
Strategi pertama, kata Loudy, UT bersama principal Komatsu menyiapkan dua lini produk yang berbeda (dual-product line). Strategi ini, kata dia, sudah diadopsi dalam beberapa tahun terakhir.
“Strategi dual-product line ini kami membentuk sebuah produk lapis kedua, dimana produk lapis kedua ini kita tujukan kepada segmen-segmen tertentu yang benar-benar tepat guna, menggunakan alat-alat yang lebih ekonomis,” ujarnya.
Di sisi lain, UT dan Komatsu juga tetap menghadirkan produk unggulan untuk masuk ke segmen-segmen yang “membutuhkan pekerjaan yang lebih berat dan memerlukan produktivitas yang lebih tinggi.”
Melengkapi strategi dual-product line, UT juga menjaga kepuasan pelanggan, antara lain dengan digitalisasi armada. Dengan digitalisasi armada, kata Loudy, pelanggan dapat memonitor kinerja armada secara langsung.
UT juga menyediakan paket pemeliharaan alat selama 13.000 hingga 14.000 jam atau setara dengan tiga tahun.
“Dengan kata lain, customer akan worry free terhadap maintenance-nya, kami yang take over maintenance,” ujarnya.
Buah dari berbagai strategi ini, kata Loudy, UT berhasil menjaga pangsa pasar Komatsu di pasar Indonesia sebesar 28% hingga 29%.
Selama Januari-Juli 2024, UT berhasil menjual alat berat Komatsu sebanyak 2.515 unit, turun 29% dari 3.551 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Widjaja Kartika, Direktur UT mengatakan, secara industri tahun ini penjualan alat berat di Indonesia diperkirakan mencapai 15.500 unit hingga 16.000 unit.
“Kami mentargetkan sekitar 29% market share,” ujar Widjaja.
Meski penjualan pada tujuh bulan 2024 mengalami kelesuhan, Widjaja mengatakan, hingga akhir tahun penjualan UT akan membaik.
“Kami memperkirakan pasar untuk alat berat, terutama untuk yang big machine itu akan membaik karena kami sudah mendaptkan purchase order dari beberapa pelanggan kami,” ujarnya.