Sri Mulyani Bicara Pandemi, Endemi, Vaksinasi dan Dampak Sosial-Ekonomi

Pemerintah setelah membahasnya dengan berbagai ahli mulai dari ekonom, kesehatan hingga epidemiologi yang menggunakan sumber daya akan mendesain pandemi Covid-19 ini menjadi endemi. Hanya bagaimana negara semua sama mendesainnya atau apa pemicunya dari pandemi menjadi endemi.

“Atau ini hanya menjadi kasus yang memang tidak hilang begitu saja, namun ancaman terhadap jiwa dan dampaknya terhadap sosial-ekonomi harus bisa diminimalkan. Ini yang kita perjuangkan saat ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (30/80).

Salah satu caranya, kata Sri Mulyani, adalah vaksinasi. Berdasarkan data terbaru jumlah vaksinasi Indonesia saat ini mencapai 96,5 dosis. Dalam pekan ini Kementerian Kesehatan akan mengupayakan jumlah vaksinasi tembus di atas 100 juta dosis.

Dengan jumlah itu, kata Sri Mulyani, Indonesia masuk dalam negara yang jumlah vaksinasinya di atas 100 juta dosis. Dan strateginya Indonesia mungkin akan melihat kematian terutama mereka yang merupakan lanjut usia di atas 60 tahun dan memiliki sakit bawaan.

Tentu saja hal tersebut, kata Sri Mulyani, menjadi perhatian dari pemerintah. Dan tentunya dengan varian delta sekarang menulari anak-anak sekolah tentu saja itu menjadi perhatian dan keinginan untuk menormalisasi sekolah namun harus tetap aman dari Covid-19.

Pandemi Covid-19, kata Sri Mulyani, tentu saja mempengaruhi ekonomi di dunia. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi -3,2% dan dari sisi perdagangan internasional lumpuh sehingga mengalami kontraksi yang sangat dalam -8,3%.

“Tahun ini diharapkan menjadi tahun rebound dan recovery. Bisa rebound karena base-nya rendah sehingga tidak selalu menjadi pemulihan. Orang bisa rebound tanpa pemulihan karena pickup base-nya rendah. Ini salah satu tantangan kita mengkombinasikan keduanya,” kata Sri Mulyani.