Sri Mulyani Optimistis Bisa Capai Asumsi Pertumbuhan Ekonomi di 2024
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis bisa mencapai asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%-5,7% pada 2024. Ada berbagai indikator yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi seperti kinerja ekspor, aktivitas konsumsi masyarakat yang semakin membaik, dan inflasi yang terkendali, serta penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) yang dinilai dapat mendorong aktivitas perekonomian.
Kemudian, kata Sri Mulyani, setelah mendengarkan pandangan 9 fraksi di DPR, pemerintah berupaya menguatkan efektivitas pengelolaan kebijakan fiskal. Dengan begitu, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dapat berperan sebagai instrumen peredam gejolak ketidakpastian.
“Percepatan pelaksanaan agenda reformasi struktural yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat terus memperbaiki iklim investasi dan bisnis di Indonesia, sehingga mampu mendorong daya tarik investasi yang lebih besar,” kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5).
Untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi, kata Sri Mulyani, perlu memperkuat reformasi di bidang APBN secara holistik. Itu sebabnya, pemerintah mendorong hal-hal tersebut untuk memperkuat pendapatan negara, memperbaiki belanja negara, dan mengelola pembiayaan secara hati-hati, inovatif, dan berkelanjutan.
Karena itu, kata Sri Mulyani, pemerintah konsisten melanjutkan penguatan spending better melalui efisiensi belanja kebutuhan dasar serta program untuk mendukung program prioritas. Efisiensi tersebut meliputi kualitas dan akses pendidikan; penguatan kualitas dan akses kesehatan; percepatan pembangunan infrastruktur; percepatan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN); mendorong hilirisasi sumber daya alam; dan mendorong efektivitas program perlindungan sosial dan subsidi agar tepat sasaran, serta memberi manfaat bagi masyarakat.
Dari sisi optimalisasi perpajakan, kata Sri Mulyani, pemerintah akan menjaga efektivitas pelaksanaan reformasi melalui implementasi sistem inti perpajakan. Mengupayakan kebijakan perpajakan untuk menjaga sistem yang lebih adil, sehat, berpihak kepada masyarakat dan UMKM, serta berkelanjutan.
Soal indikator dan sasaran pembangunan, kata Sri Mulyani, pemerintah berencana mempercepat penurunan tingkat pengangguran melalui akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Dalam jangka pendek, kebijakan pengentasan kemiskinan diarahkan untuk menghapus kemiskinan ekstrem menjadi 0% dan menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.
Dari sisi defisit, Sri Mulyani berujar, pemerintah akan mengendalikannya di kisaran 2,16% hingga 2,64% dari produk domestik bruto (PDB). Dalam rangka pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), pemerintah juga memberikan beberapa insentif bertujuan menstimulasi investasi, dan penggunaan kendaraan listrik secara luas.
Berikut asumsi makro perekonomian Indonesia pada 2024:
– Pertumbuhan ekonomi: 5,3-5,7%
– Inflasi: 1,5-3,5%
– Nilai tukar rupiah: Rp 14.700-Rp 15.300 per US$
– Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun: 6-6,91%
– Harga minyak mentah US$75-US$ 85 per barel
– Lifting minyak: 597=652 ribu barel per hari
– Lifting gas: 999.000-1,05 juta barel setara minyak per hari