3 Perusahaan di Bawah GDP Venture Ini Komitmen dan Integrasikan Praktik Berkelanjutan di Bisnisnya
Untuk mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia, 3 perusahaan rintisan di bawah naungan GDP Venture, Blibli, tiket.com dan Tinkerlust, berkomitmen dalam mengintegrasikan praktik berkelanjutan di setiap aspek bisnisnya. Blibli, misalnya, akan fokus d 6 ranah utama program berkelanjutan meliputi penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah, emisi, privasi data, hubungan komunitas, serta pengembangan dan pembelajaran.
Co-Founder & COO Blibli Lisa Widodo mengatakan, implementasi program tersebut diwujudkan melalui penggunaan bahan daur ulang berbasis kertas. Hingga saat ini, Blibli telah menggunakan 95% kemasan yang berasal dari bahan daur ulang dan berbasis kertas.
“Karyawan juga terlibat dalam pengumpulan dan pendaurulangan sampah selama event perusahaan, mendukung pengelolaan limbah dan keberlanjutan. Untuk pelanggan, Blibli mengambil langkah proaktif dalam program Take Back atau pengembalian kemasan yang tidak terpakai untuk didaur ulang atau dikonversi menjadi bibit pohon (10 kemasan menjadi 1 bibit pohon),” kata Lisa dalam acara bincang-bincang bisnis di Penang Bistro, Jakarta, Selasa (30/7).
Sementara itu, Co-Founder & CMO tiket.com Gaery Undarsa menambahkan, pihaknya memiliki fitur tiket Green yang memberi akses kepada konsumen untuk memilih akomodasi yang mengusung konsep berkelanjutan. Tiket.com hingga saat ini telah menyediakan lebih dari 5.400 pilihan akomodasi di seluruh dunia, termasuk 700 pilihan akomodasi di Indonesia dan Asia Tenggara.
Tiket Green, kata Gaery, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam merencanakan perjalan berkelanjutan. Khususnya, bagi generasi Z yang dinilai memiliki kesadaran tinggi terhadap konsep berkelanjutan.
“Saat ini ada pola perubahan konsumsi pada generasi yang lebih muda, yaitu generasi Z yang sudah menempatkan travelling sebagai bagian dari gaya hidup dan bagian dari perjalanan healing mereka,” ujar Gaery.
Sedangkan founder & COO Tinkerlust Aliya Amitra mengatakan, terdapat 4 pelaku industri yang mempengaruhi industri fashion yaitu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (NGO), desainer lokal, dan marketplace yang terpercaya. Berdasarkan itu, Tinkerlust berperan memberikan kesadaran mengenai decluttering, merilis white paper tentang keberlanjutan fashion di Indonesia, dan bermitra dengan desainer lokal untuk mendaur ulang barang-barang yang sudah digunakan.
“Kami berharap upaya ini dapat secara signifikan mengurangi limbah fesyen dan mendorong perubahan positif dalam industri fashion sehingga mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam gerakan keberlanjutan ini,” kata Aliya.