
Menteri BUMN Mengapresiasi Perusahaan BUMN dan Insannya yang Menyukseskan Presidensi G20 Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir/Dok. BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengadakan Malam Apresiasi Dukungan BUMN dalam G20 yang bertujuan untuk memberikan apresiasi atas kontribusi seluruh perusahaan dan Insan BUMN yang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan rangkaian Presidensi G20 Indonesia.
Momen ini juga menjadi sarana untuk mempererat dan meningkatkan komunikasi serta kolaborasi keberlanjutan kedepannya.
Sejak persiapan pergelaran G20 dimulai pada awal tahun ini hingga pelaksanaan KTT pertengahan November lalu, Kementerian BUMN bersama BUMN berhasil menunjukkan kolaborasi yang baik dengan sesama BUMN, kementerian dan lembaga maupun mitra strategis demi mewujudkan kesuksesan penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia, termasuk penyiapan infrastruktur pendukung yang dapat diselesaikan tepat waktu.
Keterlibatan BUMN dalam persiapan dan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia ini dikoordinasikan oleh Project Management Office (PMO) di Kementerian BUMN.
Dengan adanya Presidensi G20 membuktikan Indonesia ternyata dapat sejajar dengan bangsa lain.
“Selain mengajarkan diversity (keberagaman), yang paling penting G20 mensejajarkan kita dengan bangsa lain, ini yang harus kita pertahankan.” kata Menteri Erick dalam keterangan resmi.
Menteri BUMN ini juga turut mengapresiasi berbagai pihak yang telah berdedikasi demi suksesnya Presidensi G20 Indonesia karena banyak pihak yang bekerja keras luar biasa.
Meskipun G20 telah usai, namun apa yang telah terjadi di G20 harus tetap dipertahatankan. Hal itu yang disampaikan oleh Erick Thohir.
“Ini yang saya bilang, G20 sudah lewat, tetapi apa yang terjadi di G20 harus kita pertahankan. Jangan selesai G20 semuanya selesai. Karena memposisikan kita dengan negara-negara besar kita butuh waktu yang lama,” kata Erick.
G20 juga mengajarkan kita sebagai insan BUMN bahwa pentingnya kerja sama internasional yang inklusif. Selain itu, perlunya dukungan bagi peningkatan nilai tambah melalui investasi yang inklusif dan berkelanjutan di sektor-sektor produktif, seperti sektor manufaktur hilir, perdagangan digital, serta jasa.
Kemudian menjembatani investor asing dengan perusahaan lokal, terutama yang berskala kecil dan menengah. Hal ini sejalan dengan penerapan AKHLAK BUMN.
Dukungan ini diberikan mulai dari penyiapan infrastruktur pendukung berupa revitalisasi bandara serta pembangunan Gedung VVIP Bandara Ngurah Rai, Bali oleh Angkasa Pura I; beautifikasi jalan tol Mandara oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui PT Jasamarga Bali Tol; keamanan dan kelancaran di kawasan Nusa Dua oleh ITDC; ketersediaan jaringan dengan bandwith yang sangat baik di seluruh lokasi penyelenggaraan acara oleh Telkom dan Telkomsel; keamanan dan ketersediaan pasokan listrik serta infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) selama KTT G20 oleh PLN; perapian jalan akses utama dan kabel udara, penyiapan Area Mangrove Tahura oleh BUMN Karya; memastikan kelancaran penyediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak untuk seluruh delegasi dan perwakilan tiap-tiap negara anggota G20 oleh Pertamina; dalam transisi energi, BUMN juga mendukung terciptanya Electric Vehicle Ecosystem dengan memproduksi 24 Bus Listrik oleh INKA dan 66 Motor Listrik oleh WIMA Gesits.
Publikasi mengenai G20 ini, Kementerian BUMN bersama dengan para BUMN lain telah menyiarkan melalui LKBN Antara, aset-aset media komunikasi yang dimiliki BUMN maupun pemberitaan di tingkat nasional dan internasional.
Dukungan lainnya juga diberikan BUMN dalam penyelenggaraan side event Presidensi G20 seperti B20, T20, W20, Y20, M20, R20 serta Ocean20 dan TIIWG melalui SOE International Conference.
Dampak Presidensi G20 terhadap perekonomian Indonesia bisa dibilang fantastis. Tak main- main, RI meraih komitmen pendanaan hingga US$929,4 miliar untuk sejumlah proyek infrastruktur hingga transisi energi.
Presiden RI Joko Widodo juga merinci jumlah komitmen pendanaan tersebut dengan setidaknya terdapat 226 proyek yang bersifat multilateral dengan nilai mencapai US$238 miliar dan 140 proyek yang bersifat bilateral dengan nilai US$71,4 miliar yang perlu segera ditindaklanjuti.
Leave a reply
