Aprindo Siap Dorong Konsumsi Masyarakat dan Tekan Inflasi
Kendati tingkat konsumsi masyarakat alami perlambatan, kontribusinya terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) masih terbesar sekitar 56%. Tingkat konsumsi masyarakat disebut melambat sekitar 5%.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, angka tingkat konsumsi dan kontribusinya terhadap PDB itu merupakan data kuartal (3 bulanan) ketiga 2019. Dan itu merupakan konsumsi sektor rumah tangga.
“Konsumsi tersebut tentunya terjadi di pasar ritel modern dan juga pasar rakyat,” kata Roy dalam acara Musyawarah Nasional Aprindo VII di Jakarta kemarin.
Berdasarkan data itu, kata Roy, Aprindo memiliki peran besar dalam hal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang konsumsi masyarakat. Karena itu, Aprindo dan seluruh pengurus daerah yang memiliki toko ritel dan modern punya tugas mendorong konsumsi masyarakat secara giat.
Salah satu upaya Aprindo mendorong konsumsi masyarakat itu dengan mengkoordinasikan usaha-usaha toko ritel modern yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Dan saat ini telah menyebar ke 30 provinsi.
Roy berharap kehadiran Aprindo di hampir setiap wilayah itu bisa membantu pemerintah mengkoordinasikan toko ritel yang berada di sekitar wilayah Indonesia. Khususnya yang di daerah di mana tingkat inflasinya mencapai sekitar 6% hingga 7%. Padahal tingkat inflasi secara nasional hanya sekitar 3,2%.
Aprindo karena itu, kata Roy, harus selalu menjadi price leader di pasar Indonesia untuk kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, daging dan bawang putih. Tujuannya untuk mengendalikan inflasi, terutama di pasar daerah.
“Upaya price leading ini dipastikan telah berjalan dengan koordinasi bersama Kementerian Perdagangan. Kita menjadi price leader agar pasar rakyat dapat mengikuti harga yang sudah ditetapkan pemerintah,” kata Roy.