Dirut Bank Neo Commerce: Tahun 2021 adalah Tahun Investasi

0
855

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) melaporkan kinerja keuangan kuartal III tahun 2021. BNC mencatat kerugian bersih sebesar Rp264 miliar, yang mana sebagian besar digunakan dan dialokasikan ke berbagai bentuk investasi. Sejumlah investasi tersebut meliputi investasi teknologi dan keamanan digital, pengembangan sumber daya manusia, serta promosi dan edukasi berkelanjutan tentang bank digital.

Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan mengatakan bahwa seiring dengan pertumbuhan nasabah BNC di tahun 2021 sangat signifikan, beban promosi juga bertambah. Per September 2021, aplikasi neobank BNC sudah diunduh lebih dari 10 juta orang. Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya beban operasional BNC sebesar 245,64% menjadi Rp572 miliar di September 2021 (yoy).

“Rugi bersih ini sudah kami perkirakan karena Bank Neo Commerce masih dalam tahap transformasi menjadi bank digital. Kami terus berupaya untuk memperkenalkan, mengedukasi dan memberikan berbagai manfaat lebih bagi masyarakat sehingga berimbas pada kinerja keuangan di kuartal ini. Bagi kami, tahun 2021 merupakan tahun investasi,” kata Tjandra dalam siaran pers tertulis.

Baca Juga :   Gandeng Lakuemas, Bank Neo Commerce Sediakan Fitur Investasi Emas di Aplikasi Neobank

Ia bersyukur minat masyarakat menggunakan aplikasi neobank tidak surut dan terus meningkat, karena merasakan langsung manfaat dan kenyamanan bertransaksi di aplikasinya yang memberikan keuntungan lebih bagi para nasabah.

Arus kas BNC per September 2021 mengalami tren positif dengan mencatat peningkatan senilai Rp791 miliar daripada tahun lalu yang mengalami penurunan Rp55 miliar, sehingga dengan adanya peningkatan ini, cashflow dari Bank Neo Commerce memiliki proyeksi jangka panjang yang matang. Kinerja keuangan di kuartal III tentunya selalu berdasarkan penilaian dan peninjauan yang cermat.

BNC telah menyalurkan kredit sebesar Rp3,84 triliun hingga akhir September 2021. Kredit tersebut meningkat 4,83% dibandingkan Desember 2020. Peningkatan ini memberikan dampak pada kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) dari Rp127 miliar di bulan September 2020 menjadi Rp241 miliar di September 2021.

Aset juga terdapat kenaikan. Aset naik dari Rp5,4 triliun di Desember 2020 menjadi Rp8,08 triliun di September 2021. Adapun perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) di September 2021, meningkat 69,3% dibandingkan perolehan Desember 2020 menjadi Rp6,67 triliun.

Baca Juga :   Sederetan Produk Baru BNC yang Meluncur di Kuartal I-2022

BNC juga mencatat beban pemasaran perusahaan di kuartal III-2021 meningkat drastis 1.346% sejalan dengan terus meningkatnya jumlah nasabah Bank Neo Commerce.

Rasio non-performing loan (gross) terhadap total kredit bersih bank turun menjadi 4,36% pada kuartal III-2021 dibandingkan posisi September 2020 yang sebesar 4,74%. Adapun, Loan to Funding Ratio (LFR) menjadi 57,55% dibandingkan dengan posisi September 2020 sebesar 96,71%. Hal ini disebabkan BNC selektif dalam penyaluran kredit karena masih melihat adanya risiko yang tinggi di tengah pandemi Covid-19 ini, sementara dana nasabah diinvestasikan pada surat-surat berharga.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics