Hero Global Investment Tbk Gunakan Dana Hasil IPO untuk Tambah Kapasitas Pembangkit EBT

0
63

PT Hero Global Investment Tbk (HGII) menjadi emiten ke-5 yang melantai di Bursa Efek Indonesia [BEI] pada 2025 ini.

Resmi tercat di bursa saham pada Kamis, 9 Januari,  emiten yang bergerak di sektor energi ini akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana atau Initial Public Offering [IPO] untuk menambah kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan [EBT].

Robin Sunyoto, Direktur Utama PT Hero Global Investment Tbk mengatakan,  melalui anak usahanya, PT Hero Global Investment Tbk  menjadi produsen listrik swasta [Independent Power Producer] yang membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik EBT. 

Listrik yang dihasilkan kemudian dijual ke konsumen melalui PT PLN (Persero).

“Maka dana yang berhasil kami himpun dari IPO ini akan kami gunakan untuk mengembangkan dan membangun pembangkit-pembangkit EBT baru ke depan. Dengan harapkan, kami dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pencapaian bauran energi khususnya EBT di Indonesia,” ujar Robin di Man Hall BEI, pada seremoni pencatatan perdana saham.

Pembangunan pembangkit EBT, tambah Robin, selaras dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai Net zero emission (NZE) pada 2060.

Baca Juga :   Prospek Sektor Pertanian Kian Cerah, Delta Giri Wacana Tbk Resmi Melantai di BEI

Merujuk situs perusahaan, saat ini PT Hero Global Investment Tbk memiliki tiga pembangkit listrik yang sudah beroperasi dengan total kapasitas 22 MW.

Tiga pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Parmonangan-1 dan PLTM Parmonangan-2 dengan kapasitas masing-masing 9 MW dan 10 MW yang berlokasi di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Perseroan juga mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau dengan kapasitas 3 MW.

Dari IPO, Perseroan mendapatkan dana Rp260 miliar, yang digunakan untuk pembangunan pembangkit baru. Sekitar 66,82% digunakan untuk setoran modal ke anak usaha yaitu PT Siantar Sitanduk Energi (SSE). 

Selanjutnya, SSE menggunakan dana tersebut untuk belanja modal dan modal kerja  pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas sekitar 25 MW di wilayah Sumatra Utara.

Sebanyak 31,45% dana hasil IPO juga digunakan untuk setoran modal ke anak usaha, PT Multiprima Hidro Energi (MHE).

MHE kemudian menggunakannya untuk belanja modal pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dengan kapasitas 10 MW di wilayah Sumatra Utara.

Leave a reply

Iconomics