IHSG Naik Drastis, Apakah Kelesuan Pasar Sudah Berakhir?
Indesk Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini dibuka pada level 3.937,63, level yang sama pada penutupan Selasa (24/3), sebelum liburan Nyepi, Rabu (25/3).
Namun setelah dibuka hari ini, IHSG langsung bergerak ke zona hijau sepanjang sesi pertama perdagangan. Hingga pukul 11.19 WIB, IHSG sudah berada di 4.324,02, naik 9,8%.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan kenaikan indeks hari ini merupakan respons pelaku pasar Indonesia atas kenaikan bursa Amerika pada perdagangan Selasa. Indeks Dow Jones saat itu naik 11%-an. Kenaikan indeks bursa Amerika Serikat ini diikui oleh kenaikan sebagian besar bursa Asia pada perdagangan Rabu kemarin.
“Karena kita Rabu bursanya libur, akumulasi kenaikannya terjadi pada hari ini,” ujar Alfred kepada Iconomics, Kamis (26/3).
Alfred mengatakan kenaikan bursa Amerika Serikat didorong oleh sentimen positif adanya stimulus ekonomi sebesar US$2 triliun untuk mengatasi kelesuhan ekonomi akibat wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Hal senada juga disampaikan oleh Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama. Menurutnya para pelaku pasar mengapresiasi adanya stimulus ekonomi tersebut. “Ini stimulusnya juga termasuk paling besar dalam sejarah Amerika Serikat,” ujar Nafan.
Nafan menambahkan sentimen lain dari eksternal yang menggerakan bursa adalah berkurangnya jumlah kasus penularan Covid-19 di China. Menurutnya, saat ini kasus penularan antar warga di China sudah tidak ada. “Kasusnya hanya bersifat impor dari luar negeri. Ini jadi dorongan kuat bagi para pelaku pasar di Tiongkok untuk beraktifitas secara ekonomi,” ujarnya.
Sedangkan dari dalam negeri, menurut Nafan semtimen yang mempengaruhi adalah pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang berkomitmen untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. “Makanya rupiah menguat,” ujarnya.
Cadangan devisa Indonesia, tambahnya, juga masih cukup memadai untuk melakukan intervensi pasar untuk menstabilkan rupiah. Cadangan devisa Indonesia saat ini sebesar US$ 130,44 miliar.
Apakah berbagai sentimen ini akan terus menopang penguatan IHSG ke depan?
Alfred mengatakan selama isu utamanya yaitu pandemi Covid-19 belum teratasi, penguatan IHSG bisa jadi hanya bersifat jangka pendek. “Agak sulit kita katakan akan terus berlanjut karena meskipun stimulusnya (Amerika Serikat) sudah clean, tetap permasalahan besarnya Corona belum tuntas,” ujar Alfred.
Nafan mengatakan apabila IHSG hari ini mampu menguat di atas 5% kemungkian pada perdagangan besok juga akan tetap menguat. “Sebenarnya level resistance saya di 4.210 sudah tercapai, mudah-mudahan bisa ditutup minimial 4.120-4.240,” ujar Nafan.