Menguat 2,03% Pekan Lalu, IHSG Diperkirakan Alami Koreksi Pada Pekan Ini

Hans Kwee, analis pasar modal/Industry.id
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,03% sepajang pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (20/11), IHSG ditutup turun 0,4% ke level 5.571,65. Koreksi pada akhir pekan tersebut diperkirakan akan berlanjut pada pekan ini.
“Meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara dunia disertai mulai turunnya optimisme vaksin Covid-19 membuat pasar saham kami perkirakan akan konsolidasi melemah. Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG,” ujar Hans Kwee, analis pasar modal dan Direktur PT Anugerah Mega Investama, Minggu (22/11).
Hans memperkirakan IHSG pada pekan ini bergerak di rentang support 5.541 sampai 5.462 dan resistance di level 5.628 sampai 5.657.
Hans mengatakan minggu lalu, pasar sangat positif akibat kemajuan vaksin Covid-19. Data final vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech menunjukkan efektif 95% mencegah virus tersebut. Vaksin yang diberi nama BNT162b2 terbukti efektif melawan virus Covid-19 setelah 29 hari pemberian dosis pertama dan dinyatakan konsisten di semua umur, ras, dan etnik. Untuk usia lanjut tingkat efektivitas vaksin ini sampai lebih dari 94%.
Moderna juga merilis data awal bahwa vaksinnya menunjukan efektivitas 94,5 %, serta Rusia yang mengklaim vaksin eksperimental dari hasil uji coba tahap akhir dengan jumlah pegetesan besar efektif lebih dari 90%. “Vaksin menimbulkan harapan ekonomi dunia akan segera pulih di semester dua 2021,” ujar Hans.
Vaksin Covid-19 dari Moderna memberikan harapan yang lebih besar karena dapat tetap stabil pada suhu 36 hingga 46 derajat Fahrenheit. Suhu ini merupakan suhu standar lemari es rumah atau medis dan dapat disimpan hingga 30 hari. Bila suhu negatif 4 derajat Fahrenheit maka vaksin ini dapat disimpan hingga enam bulan. Sebelumnya Vaksin Pfizer membutuhkan suhu penyimpanan minus 94 derajat Fahrenheit, sehingga akan mempersulit pendistribusian vaksin. Harapkan vaksin yang efektif dan mudah distribusikan membawa harapan pandemi covid 19 akan berlalu.
Hasil uji coba vaksin beberapa perusahaan tersebut akan diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM (FDA) Amerika Serikat untuk disetujui. Pfizer telah mengumpulkan data keamanan selama dua bulan dari 19.000 subjek studi yang diminta oleh FDA tetapi sampai saat ini masih meninjau hasil pengujian. Moderna masih menunggu lebih banyak data yang menunjukan vaksin aman dan tinjauan peraturan di Amerika Serikat sebelum disahkan untuk penggunaan darurat pada bulan Desember. Akhir tahun ini Pfizer memperkirakan ada 50 juta dosis vaksin. Sedangkan Moderna ada 60 juta dosis vaksin tersedia. Vaksin baru tersedia untuk keperluaan darurat dan masih menunggu pengesahan untuk pemakaian umum dan masal.
“Pasar saham mengalami kenaikan akibat optimisme vaksin Covid-19, terlihat aliran dana masuk ke pasar saham. Sektor yang naik terutama bank, tours dan travel dan komoditas. Selain itu terlihat investor mulai beralih ke saham Asia Tenggara sebagai rotasi global dari sektor bernilai tinggi (value) ke sektor yang bertumbuh (growth),” papar Hans.
Hans menambahkan UBS Global Wealth Management menyarankan investor yang mencari imbal hasil tinggi harus beralih ke surat utang Asia dan emerging market di tahun depan. Nampaknya kenaikan pasar keuangan di Asia Tenggara termasuk Indonesia di tahun depan masih akan terjadi terutama bila vaksin efektif dan berhasil di distribusikan.
Ditengah harapan vaksin yang merupakan sentimen positif di jangka menengah panjang, terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara. Di Amerika Serikat terjadi kenaikan rata-rata mingguan 26 % kasus di bandingkan pekan sebelumnya. Ditengah peningkatan kasus terjadi pembatasan aktivitas sosial untuk menurunkan tingkat penyebaran.
“Peningkatan langkah penguncian ekonomi dapat menganggu proses pemulihan ekonomi dan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham dunia,” ujar Hans.
Pelaku pasar, tambah Hasn juga mempheratikan masalah antara The Fed dan Departemen Keuangan terkait program kredit bantuan pandemi. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan program kredit bantuan pandemi sebesar US$ 455 miliar yang dialokasikan musim semi lalu di bawah undang-undang CARES harus dikembalikan ke Kongres untuk dialokasikan kembali sebagai hibah untuk perusahaan kecil. Program ini dianggap penting bagi bank Sentral dan bila dihentikan akan berdampak tidak baik bagi perekonomian.
“Ketika kasus infeksi baru Covid-19 meningkat diikuti pembatasan kegiatan sosial dapat mendorong gelombang PHK baru dan perlambatan pemulihan ekonomi. Hal ini mengecewakan pelaku pasar keuangan yang berharap The Fed dan Departemen Keuangan dapat bekerja sama mengatasi dampak Pandemi yang akhir-akhir ini meningkat risikonya,” jelas Hans.
Di dalam negeri, pada pekan lalu Bank Indonesia pada Rapat Ddewan Gubernur (RDG) November menurunkan BI7 DRRR menjadi 3,75% dari sebelumnya 4% untuk mendorong pertumbuhan kredit agar dapat menggerakan perekonomian. Di triwulan IV 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada di level minus 1% hingga 0,4%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan akan berada di level minus 1,7% hingga 0,6% . Pertumbuhan ekonomi Indoneisa diperkirakan akan membaik di tahun 2021 menjadi 4,5 % sampai 5.5 %. Tetapi hal ini sangat tergantung pada vaksin Covid 19.