
OJK Sebut Potensi Keuangan Digital Luar Biasa Asal Penuhi 4 Hal Versi BI, Apa Saja?

Tangkapan layar, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021, Bali, Sabtu (11/12)/Iconomics
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai potensi keuangan digital salah satunya lewat teknologi finansial (tekfin) saat ini berkembang luar biasa. Potensi itu antara lain bisa dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang memanfaatkan koneksi internet untuk kebutuhan sehari-hari.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sebanyak 170 juta penduduk atau 63% populasi di Indonesia terkoneksi internet. Jumlah tersebut dinilai akan terus bertambah apabila infrastruktur sinyal dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
“Ini salah satu kendala sektor keuangan belum bisa menjangkau lebih luas lagi karena masalah sinyal di daerah,” kata Wimboh dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021, Bali, Sabtu (11/12).
Potensi lainnya, kata Wimboh, juga dapat dilihat dari sektor e-commerce di mana sebanyak 129 juta penduduk Indonesia sudah menggunakan platform tersebut. Dari pencapaian itu, sektor lapangan kerja yang berpotensi terotomatisasi yakni manufaktur transportasi, pergudangan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi.
“Potensi nilai transaksi digital pada 2025 senilai US$ 124 miliar dan diprediksi menjadi negara dengan ekonomi digital nomor 1 di Asia Tenggara. Jumlah startup di Indonesia sebanyak lebih dari 2.319 dengan 8 unicorn dan 1 decacorn,” ujar Wimboh.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, teknologi digital dapat menjadi raja di negeri sendiri apabila 4 faktor yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Pertama, infrastruktur digital harus dapat dan tersebar secara luar di seluruh wilayah Indonesia sehingga mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang ada.
Kedua, kata Perry, soal konektivitas antara pasar yang mampu mendorong kemajuan tekfin melalui kolaborasi dengan digital banking dan e-commerce sebagai pasar digital yang besar. “Ketiga adalah reform, tahun ini kita sudah mengeluarkan reform di dalam digital payment system industri, izin menjadi mudah,” kata Perry.
Yang terakhir, kata Perry, literasi dan sosialisasi kepada masyarakat juga tidak kalah penting untuk menumbuhkan potensi keuangan digital. Soalnya, tidak sekadar menggunakan teknologi yang ada, namun masyarakat juga harus bisa mencari dan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut.