
Erick Thohir Buka Dapur BUMN

Tangkapan layar, Menteri BUMN, Erick Thohir saat orasi ilmiah pemberian gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) Bidang Manajemen Strategis dari Universitas Brawijaya pada Jumat (03/03/2023)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan ada tiga masalah pada BUMN sejak pertama kali menjabat.
“Organisasi Kementerian yang cenderung birokratis, organisasi BUMN yang terlalu besar dan tidak fokus, serta tidak adanya satu nilai yang mengikat,” kata Erick Thohir dalam orasi ilmiah gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) Bidang Manajemen Strategis dari Universitas Brawijaya pada Jumat (03/03/2023).
Erick menggunakan operation strategy atau strategi yang mengarah pada eksekusi. Menurutnya, kecenderungan banyak orang salah, karena menganggap apabila telah memiliki sebuah strategi maka masalah akan selesai.
“Kecenderungan kita menganggap begitu punya strategi masalah akan selesai. Inilah yang salah besar. Padahal sebenarnya adalah pekerjaan utama, belum dimulai. Disinilah dibutuhkan operation strategy yang isinya tentang how to choose executed the right approach,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, ia membutuhkan sebuah inovasi yang menjadi bahan bakar penggerak transformasi, beberapa inovasi mulai dari mentransformasi organisasi, dan merestrukturisasi kluster BUMN.
Erick mengungkapkan bahwa di dalam ruang Kementeriannya, tidak ada meja kerja melainkan hanya meja rapat untuk semua orang yang kemudian saling berbagi kemampuan strategi.
Kemudian, Menteri BUMN juga mengubah struktur organisasi Kementerian dari deputi sektor, menjadi deputi tematik. Hal ini dilakukannya guna memonitor dari sisi finansial, sumber daya manusia (SDM) dan legal dengan lebih baik.
Erick didampingi dua orang yang kuat di keuangan dan mengerti risk management guna melakukan pengawasan multi sektoral.
Ia juga mengelompokkan portolio BUMN ke dalam dua kluster besar yaitu kluster industri dan kluster jasa. Adanya kluster ini diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan nilai tambah dari masing-masing bisnis dalam satu stream rantai nilai.
Menyoroti manajemen portofolio BUMN, Erick melakukan pemetaan berdasarkan strategic value, surplus creator, welfare creator dan dead weight. Dari pemetaan ini bisa terlihat BUMN yang sehat, maupun yang perlu disokong untuk berkembang.
“Dari pemetaan ini kita bisa melihat mana BUMN yang memiliki nilai strategis, mana yang bisa menghasilkan laba untuk menguatkan bisnis BUMN, mana yang bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat banyak. Dan mana yang perlu mendapatkan sokongan agar bisa bangkit dan berkembang,” kata Erick.
Leave a reply
