Potret Kinerja Industri Jasa Keuangan November-Desember 2020

0
660

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan stabilitas sektor keuangan hingga November masih menunjukkan kondisi yang positif dengan profil risiko yang tetap terjaga.

Dari informasi resmi OJK menyebutkan informasi positif dari data sektor riil dan dimulainya vaksinasi mendorong pasar keuangan global termasuk Indonesia menguat di bulan Desember. Sampai dengan 18 Desember 2020, IHSG menguat sebesar 8,76% mtd dan kembali di atas level 6.000. Penguatan juga terjadi pasar SBN dengan rerata yield SBN turun sebesar 28.3 bps mtd.

Penguatan di pasar saham menjelang akhir tahun ditopang oleh investor domestik di tengah masih berlanjutnya net sell non residen sebesar Rp3,19 triliun mtd. Sementara, investor non residen mencatatkan net buy di pasar SBN sebesar Rp5,02 triliun mtd (ytd pasar saham: net sell Rp47,05 triliun; ytd pasar SBN: net sell Rp86,3 triliun).

OJK juga menyebut kinerja intermediasi keuangan juga masih sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional. Dana Pihak Ketiga (DPK) di bulan November 2020 masih tumbuh relatif tinggi sebesar 11,55% yoy. Sementara itu, perbankan berhasil menyalurkan kredit baru sebesar Rp146 triliun, namun pelunasan kredit dan hapus buku tercatat masih lebih besar dari kredit baru sehingga secara keseluruhan pertumbuhan kredit terkontraksi -1,39% yoy. Kontraksi pertumbuhan kredit dipicu masih lemahnya permintaan kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi khususnya di daerah-daerah yang termasuk dalam high risk penyebaran Covid 19.

Baca Juga :   3 Fakta yang Perlu Dicermati Selama 2020 Versi Bank Indonesia

Di industri keuangan non-bank, piutang perusahaan pembiayaan juga terkontraksi sebesar -17,1% yoy didorong oleh kontraksi pembiayaan jenis multiguna yang menjadi penyumbang terbesar dalam piutang pembiayaan.

Industri asuransi tercatat menghimpun pertambahan premi sebesar Rp22,8 triliun. Terdiri dari asuransi jiwa sebesar Rp18,1 triliun, asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp4,7 triliun.

Adapun fintech P2P lending November 2020 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp14,10 triliun atau tumbuh sebesar 15,7% yoy.

Lalu di pasar modal tercatat hingga 22 Desember 2020, jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten di pasar modal mencapai 164, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp117,42 triliun. Dari jumlah penawaran umum tersebut, 49 diantaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 57 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp15,05 triliun.

OJK menyatakan di tengah moderasi kinerja intermediasi, profil risiko lembaga jasa keuangan pada November 2020 masih terjaga dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 3,18% sedangkan NPL net sebesar 0,99%. Rasio NPF perusahaan pembiayaan sebesar 4,5%.

Baca Juga :   Terbitkan POJK Baru untuk PT Sarana Multi Infrastruktur, Simak Harapan Kepala Eksekutif PVML
Bulan Kredit NPL CAR NPF RBC
Asuransi Jiwa Asuransi Umum
Januari 6,10% 2,77% 22,74% 2,56% 631% 331%
Februari 5,93% 2,79% 22,26% 2,66% 670% 312%
Maret 7,95% 2,77% 21,62% 2,82% 676% 304%
April 5,73% 2,89% 22,02% 3,30% 611% 308%
Mei 3,09% 3,00% 22,15% 4,11% 651% 313%
Juni 1,49% 3,11% 22,50% 5,17% 489% 321%
Juli 1,53% 3,22% 22,96% 5,60% 503% 322%
Agustus 1,04% 3,22% 23,38% 5,23% 506% 330%
September 0,12% 3,14% 23,41% 4,93% 507% 325%
Oktober -0.47% 3,15% 23,70% 4,71% 539% 337%
November -1.39% 3,18% 24,19% 4,50% 540% 354%
Sumber: OJK

Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/non-core depositdan alat likuid/DPK per 16 Desember 2020 terpantau pada level 157,39% dan 34,14%, di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 24,19% serta Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 540% dan 354%, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120%. Begitupun gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,19%, jauh di bawah maksimum 10%.

Leave a reply

Iconomics