KTT G7 Berakhir tanpa Solusi Khususnya soal Perang Dagang

Setelah pertemuan puncak KTT G7, Trump segera kembali ke AS dan berjanji akan bernegosiasi dengan Tiongkok mengenai perang dagang. Dia akan tetapi sama sekali tidak menawarkan langkah konkret untuk mengakhiri perang dagang dengan Tiongkok
0
471

Iconomics – Tak banyak kesepakatan yang bisa dicapai para pemimpin negara G7 setelah melakukan pertemuan selama 3 hari di Prancis pada bulan ini. Beberapa isu utama yang dibahas dalam pertemuan itu meliputi perang dagang, perubahan iklim soal Rusia dan lain sebagainya.

Tidak seperti tujuannya, justru pertemuan negara-negara maju itu kian menunjukkan perbedaan yang tajam di antara mereka. Terutama dalam menanggapi isu besar utama di tataran internasional. Ada banyak kesepatan yang diputuskan, tapi sama sekali tidak mengenai sasaran atas masalah pokok yang dihadapi dunia hari ini. Presiden Donald Trump akan tetapi puas atas hasilnya meski sama sekali tanpa terobosan untuk memecahkan masalah.

Dalam pertemuan 3 hari itu, seperti dilaporkan The Straits Times pada Selasa (27/8), para pemimpin G7 umumnya mengarahkan perhatian mereka kepada Trump. Alasannya AS saat ini terlibat perang dagang dengan Tiongkok. Trump mengakui merasa disorot atas situasi perang dagang itu. Juga merasakan adanya desakan agar menjelaskan perihal perang dagang itu. Trump bergeming. Dia tidak mau mundur dari keputusan yang telah diambilnya.

Baca Juga :   Efek Trump Positif Covid-19, Pasar Keuangan AS Turun 500 Poin

Trump bertahan atas sikapnya yang berubah-ubah kalau bukan liar. Kadang dia menyerang Tiongkok sedemikian rupa. Tak lama kemudian, sikapnya bisa berubah dan memuji Tiongkok secara berlebihan. Trump beralasan itu sebagai taktik dan telah digunakannya selama bertahun-tahun dengan hasilnya yang positif.

“Maaf dengan cara saya bernegosiasi,” kata Trump seraya melanjutkan, “Ini saya lakukan selama bertahun-tahun dan hasilnya sangat baik untuk negara.”

Setelah puncak pertemuan G7 pada Senin (26/8), ada banyak masalah yang menjadi agenda global belum terselesaikan. Sebagian lantaran Trump belum membuat keputusan. Semisal dalam hal perang dagang, Trump berencana untuk terus menekan Tiongkok. Dan akan melanjutkan sanksi apabila Tiongkok menolak negosiasi yang diajukan Amerika Serikat.

Meski pertemuan puncak G7 tidak terlalu menggembirakan, setidaknya para pemimpin yang hadir di pertemuan itu bersepakat untuk menyumbangkan US$ 20 juta untuk memadamkan api yang melahap hutan Amazon. Juga masalah pajak terhadap perusahaan-perusahaan teknologi asal AS. Tetapi, pejabat Prancis tidak memberikan rincian mengenai hal tersebut.

Baca Juga :   Huawei Mulai Bangun BTS 5G tanpa Komponen AS Bulan Depan

Semestinya pertemuan G7 itu lebih banyak menghasilkan solusi atas situasi global yang penuh ketidakpastian. Tak seperti yang diharapkan, perang dagang justru meluas. Tidak lagi hanya melibatkan AS dan Tiongkok melainkan negara-negara lain juga mulai mengikuti kedua negara. Kemudian, Korea Utara mulai kembali menguji coba senjata nuklir mereka setelah kesepakatan dengan AS mengalami kebuntuan.

Lalu, hubungan Korea Selatan dan Jepang juga mulai memanas. Ekonomi Eropa mulai menuju ke resesi. Sementara Inggris hampir pasti mundur dari Uni Eropa tanpa adanya kesepakatan apapun. Meski isu-isu demikian dibahas selama pertemuan G7, tetapi mereka gagal mencapai kesepakatan.

Celakanya, sumbangan yang disepakati untuk membantu Brasil memadamkan api hutan Amazon juga mendapat penolakan dari Presiden Jair Bolsonaro. Pasalnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron dinilai memperlakukan Brasil seperti negara jajahannya.

Setelah pertemuan puncak KTT G7, Trump segera kembali ke AS dan berjanji akan bernegosiasi dengan Tiongkok mengenai perang dagang. Dia akan tetapi sama sekali tidak menawarkan langkah konkret untuk mengakhiri perang dagang dengan Tiongkok. Justru pernyataan terbarunya yang menuduh Tiongkok merebut pasar global akan kembali memperuncing ketegangan kedua negara. [The Straits Times]

Leave a reply

Iconomics