Komisi VI Belum Setujui IPO Anak Usaha BUMN, Ini Penjelasannya
Komisi VI DPR belum menyetujui rencana aksi korporasi penawaran saham perdana (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina Hulu Energi, Palm Co, dan PT Pupuk Kalimantan Timur pada 2023. Walau demikian, Komisi VI telah menerima penjelasan Kementerian BUMN soal rencana aksi korporasi itu.
Karena itu, kata Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima, pihaknya berencana mendalami lebih lanjut mengenai rencana aksi korporasi tersebut. Itu sebabnya, sebelum Desember 2022 ini berakhir, Pertamina Hulu Energi dan Geothermal menggelar focus group discussion (FGD).
“Kalau yang pupuk dan PTPN (holding perkebunan) saya kira bisa ke Januari (2023). Ini yang saya harapkan koordinasikan dengan Kementerian BUMN dan sekretariat (DPR) untuk mengundang FGD supaya kita lebih bisa blak-blakan,” kata Aria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/12).
Aria mengatakan, kendati belum menyetujuinya, Komisi VI menilai perlu menyampaikan narasi-narasi untuk kepentingan politis yang beririsan dengan narasi teknokratik korporatif. Hal tersebut dinilai penting dan merupakan hak dari konsultasi rapat yang dilakukan hari ini.
“Supaya keputusan tentang IPO walau itu anak dan cicit perusahaan, tetap ini dalam suatu kepentingan strategis dalam kaitan kita menuju Indonesia maju bukan Indonesia yang mundur, dengan fondasi pembangunan interkonektivitas infrastruktur industri 4.0 ini,” ujar Aria.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menuturkan, rencana IPO Pertamina Geothermal Energy sempat tertunda, sehingga akan diregistrasi terkait rentang harga pada akhir Desember 2022, dan pencatatannya diharapkan dilakukan pada Januari 2023. Karena itu, Kementerian BUMN akan berkonsultasi ke Komisi VI tentang kondisi rencana aksi korporasi itu.
“Karena yang dilaksanakan IPO ini bukan BUMN langsung tetapi anak usaha. Mengenai rencana pelaksanaan, memang seperti yang kami sampaikan untuk Geothermal sendiri di dalam rapat sebelumnya sebetulnya sudah disampaikan, dan sudah pernah mendapatkan konsultasi dengan hasil yang dukungan,” kata Pahala.
Sedangkan untuk Pertamina Hulu Energi, kata Pahala, saat ini sedang melaksanakan sounding berdasarkan hasil masukan analisis yang telah mengkaji Pertamina Hulu Energi. Atas dasar tersebut, maka, Pertamina Hulu Energi diproyeksikan akan melakukan registrasi selanjutnya di awal Januari 2023.
“Memang rencana awalnya untuk bisa melakukan registrasi selanjutnya, karena registrasi pertama itu sudah dilakukan, sehingga registrasi berikutnya kalau misalnya memang mendapat dukungan dari pasar,” kata Pahala.
Untuk rencana IPO Palm Co dan Pupuk Kalimantan Timur, ujar Pahala, akan menyesuaikan dengan proses-proses yang akan dilakukan. “Memang rencana awal kami untuk bisa melakukan registrasi di akhir Triwulan I/2023, atau di awal Triwulan II/2023,” kata Pahala.