Pemprov Jawa Barat Miliki Tantangan Tangani Covid-19, Apa saja Itu?

0
423
Reporter: Rommy Yudhistira

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengakui memiliki sejumlah tantangan untuk menangani pandemi Covid-19 yang hampir 2 tahun sudah melanda Indonesia. Salah satu tantangan itu adalah jumlah penduduk Jawa Barat yang mencapai sekitar 50 juta dan terbesar di Indonesia.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, besarnya jumlah penduduk itu membuat penanganan vaksin lebih membutuhkan kinerja ekstra dibanding provinsi lain. Vaksinasi yang disediakan hingga September 2021 baru sekitar 19 juta dosis.

“Desember (2021) target vaksinasi di Jawa Barat. Dengan jumlah itu, maka kita membutuhkan 15 juta vaksin per bulan agar target tercapai. Jadi itu contohnya tantangan terbesar karena juga suplai dari pusat banyak pertimbangan,” kata Ridwan dalam diskusi virtual, Selasa (14/9).

Selain itu, kata Ridwan, dari sisi penanganan bantuan sosial (bansos) selama masa pandemi Covid-19, penyaluran bansos di Jawa Barat jumlahnya naik hampir 75%. Sementara, sebelum masa pandemi Pemprov Jawa Barat hanya menyalurkan bansos sebesar 23% dari jumlah penduduk di sana.

“Covid-19 ini mengajarkan karena jumlah manusia yang harus diselamatkan nyawanya itu paling banyak Jawa Barat. Karenanya kalau mau pakai teori tantangan, yang terbesar di kami (Jawa Barat). Jumlah bansos yang diberikan juga harus di Jawa Barat,” kata Ridwan.

Baca Juga :   Godrej Indonesia Donasikan Hand Sanitizer dan Sabun untuk RS Darurat Wisma Atlet

Di samping itu, kata Ridwan, data juga menjadi masalah terbesar lainnya yang dihadapi Jawa Barat. Pemprov harus melewati 23 tahap untuk membersihkan data tercatat untuk mempermudah penyaluran bansos di masa pandemi.

“Ini sangat melelahkan. Makanya selalu ramai kan, ini kok orang rumahnya sudah dua tingkat, tembok mewah masih kena bansos. Itu karena data lama daruratnya menyergap dengan tiba-tiba, proses mengambil data itu butuh berbulan-bulan dan akhirnya itulah dinamikanya,” ujar Ridwan.

Menurut Ridwan, jika dibandingkan dengan penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, tingkat kesulitan yang dialami Jawa Barat lebih besar. Salah satunya lantaran Jawa Barat memiliki tingkat geografis yang heterogen, sedangkan Jakarta terbilang sangat homogen.

“D ari sisi geografis pun saya harus membagi 3, satu bagaimana menangani Covid-19 tipe kota, 2 menangani Covid-19 tipe kota yang aglomerasi karena tempel Jakarta Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), 3 menangani Covid-19 di kabupaten dan pedesaan. Jadi rumusnya saja sudah 3, karena luasnya sudah penduduknya banyak, tipe wilayahnya beda,” katanya.

Baca Juga :   Ketidakpastian dan Kepemimpinan Kunci Atasi Dinamika Perubahan dari Sisi Kesehatan

 

Leave a reply

Iconomics