Akan Go Public, Begini Saran Pejabat Kementerian ESDM ke Pertamina Geothermal Energy Tbk
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE bakal menjadi penghuni baru Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2023 ini. Anak usaha Pertamina yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi ini menawarkan saham kepada publik maksimal 10,35 miliar saham, yang mewakili maksimal 25% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi pencapaian penting dari PGE ini. PGE menjadi perusahaan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi pertama di Indonesia yang go public dengan mencatatkan sahamnya di BEI.
“Semoga langkah ini bisa memberikan sinyal positif yang kuat kepada investor untuk berivestasi di bidang panas bumi Indonesia,” ujar Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM, pada acara public expose PGE, Rabu (1/2).
Sebagai perusahaan publik, tentu PGE berkewajiban untuk memberikan nilai tambah kepada para investornya. Dadan mengatakan dengan tarif uap panas bumi yang bersifat tetap, dengan eskalasi yang terbatas, pertumbuhan bisnis PGE ke depan tentu mengandalkan penambahan kapasitas.
“Jadi, kalau PT PGE tidak menambah kapasitasnya, menurut saya, upaya ini (IPO) tidak ada gunanya,” ujarnya.
Karena itu, Dadan mendorong PGE untuk menggunakan dana hasil IPO ini untuk meningkatkan kapasitas terpasang sumur panas bumi yang dioperasikannya. Saat ini, PGE telah mengoperasikan sumur panas bumi dengan kapasitas 672 MW.
“Kita ingin melihat PGE menjadi 1.200 MW,” ujarnya.
Dadan mengatakan potensi pengembangan ini terbuka bagi PGE. Indonesia memiliki cadangan panas bumi sebesar 24 Gigawatt (GW). Cadangan tersebut merupakan 40% dari cadangan panas bumi di dunia.
“Saya ingin sampaikan bahwa wilayah kerja panas bumi yang sekarang ‘dimiliki’ oleh PGE itu adalalah wilayah panas bumi kelas satu,”ujar Dadan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PGE, Tbk, Ahmad Yuniarto mengungkapkan PGE akan terus meningkatkan kapasitas sumur panas bumi yang dioperasikannya. “Lima tahun berikutnya, kita akan tumbuh hampir dua kali lipat. [Sebesar] 600 MW sudah kita rencanakan untuk kita tambah dalam waktu lima tahun ke depan,” ujar Ahmad Yuniarto.
Nelwin Aldriansyah, Direktur Keuangan PGE Tbk mengatakan untuk mendukung pertumbuhan 600 MW kapasitas terpasang ini, pada tahun 2023 ini, Perseroan merencanakan investasi sebesar US$250 juta dan tahun 2024 sebesar US$350 juta.
“Dengan demikian dalam lima tahun berikut untuk mendukung pertumbuhan 600 MW yang telah direncankan, PGE merencanakan melakukan investasi total sekitar US$1,6 miliar. Karena itu, kita akan melakukan berbagai alternatif pendanaan. Selain IPO yang sekarang sedang kita laksanakan, kita juga dalam waktu dekat akan melakukan penerbitan green bond maupun pendanaan-pendanaan lainnya,” ujar Nelwin.