Bank Syariah Indonesia Masih Pilih-pilih Strategic Investor yang Bisa Berikan Nilai Tambah
Bank Syariah Indonesia (BSI) sedang mencari strategic investor. Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Bob Tyasika Ananta mengatakan bahwa pihaknya sebagai manajemen siap menjalankan arahan para pemegang saham BSI yang dalam hal ini adalah Pemerintah Indonesia dalam rangka mencari strategic investor.
“Kita ngikutin itu, kita sebagai management once kemudian direction mengarah kesana (strategic investor), kita kemudian lakukan tugas utama dari manajemen dalam hal ini direksi adalah maximizing shareholder value yang kemudian kita upayakan. Tapi kemudian shareholder-nya mau digeser, di-divest (divestasi), nah itu monggo pemilik saham,” kata Bob saat ditemui dalam acara Indonesia Re Internasional Conference 2023 pada pada 5 Juli 2023.
Menurutnya, beberapa pemegang saham bank yang menjadi induk BSI saat ini memiliki rencana dari pemerintah untuk melakukan divestasi.
“Nah divestasinya itu kan ada dua, untuk menambah free float atau dan juga kemudian untuk meng-consider kalau ada nanti strategic investor-nya, nah kira-kira begitu,” ucap Bob.
Sebelumnya, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyampaikan bahwa tahun ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memutuskan bahwa saham BRI sebesar 15% dan saham BNI sebesar 5% akan didivestasi. Menurut Hery, tujuannya mencari strategic investor yang matching dengan bisnisnya dan sinergi dengan BSI.
Hery menyampaikan bahwa saat ini memang masih belum ada keputusan karena masih dalam tahap penjajakan strategic investor yang memungkinkan untuk dapat memberikan sinergi kepada bank BSI.
“Strategic investor itu dengan BSI misalnya dari sisi teknologinya, mereka mungkin lebih advance dari kita dan kita bisa gunakan itu, akses mungkin ke pasar keuangan, dan juga hal-hal lain,” ungkapnya.
Hery mencontohkan apabila pihaknya melakukan strategic investor dengan Arab Saudi maka akan memberikan value added kepada para jamaah haji yang ada.
“Akan memberikan value added atau nilai tambah yang lebih besar bagi BSI karena untuk mengurusi jemaah haji yang 200 ribu lebih, yang masyarakat Indonesia umroh lebih dari 1 juta setiap tahun itu butuh bank juga di sana, bank lokal di sana juga dari Indonesia,” ucap Herry.
Namun demikian, Hery menekankan kembali bahwa mencari strategic investor adalah peran dari para pemegang saham.
“Ini adalah peran dari para pemegang saham nanti akan mencari siapa sebenarnya strategic investor yang tepat untuk menjadi partner BSI sehingga memberikan added value atau value creation yang lebih optimal,” sambungnya.
Saat ini, kepemilikan saham BSI dimiliki Bank Mandiri sebesar 51,47%, BNI sebesar 23,24%, dan BRI sebesar 15,38%.