Gojek Pastikan Interaksi dan Pembaruan Informasi ke Karyawan Tetap Jalan di Masa Pandemi
Gojek Group memiliki strategi dalam meningkatkan komunikasi dan employee engagement di masa kebiasaan baru pandemi Covid-19. Komunikasi internal di Gojek merupakan bagian dari sub-function di bawah corporate affairs yang memiliki tanggung jawab besar.
Chief of Corporate Affairs Gojek Group Nila Marita mengatakan, secara fungsi, 3 tahun yang lalu internal komunikasi Gojek masih di bawah naungan human resource development. Seiring dengan kompleksitas karyawan di masa pandemi, fungsi internal komunikasi dialihkan ke corporate affairs yang memang fokus kepada komunikasi.
“Untuk internal komunikasi sendiri, kita punya satu motto di mana kita ingin memastikan bahwa karyawan itu tetap engage. Engagement kita terhadap karyawan itu tinggi dan juga memastikan mereka selalu mendapatkan pembaruan informasi dari apa yang terjadi di seputar perusahaan,” kata Nila dalam webinar bertajuk Employee Engagement di Era Adaptasi Kebiasaan Baru yang digelar The Iconomics, Rabu (2/3).
Dengan melakukan hal tersebut, kata Nila, Gojek mampu menciptakan pemahaman secara menyeluruh terhadap karyawan. Bahkan itu mencapai karyawan baik dari level atas maupun level bawah mengenai tujuan yang ingin dicapai dari segala aktivitas, dan juga terhadap nilai serta pedoman yang dimiliki perusahaan.
“Seperti yang diketahui tahun lalu Gojek melakukan penggabungan dengan Tokopedia, ini salah satu corporate action terbesar di perusahaan kami. Employee engagement dan communication menjadi salah satu elemen yang bisa dibilang nomor 2 paling penting di luar dari deal-nya sendiri dan di luar dari komunikasi eksternal,” ujar Nila.
Memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, kata Nila, employee engagement dan internal komunikasi memiliki kesamaan dalam tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah pembatasan aktivitas terhadap karyawan di mana ada kebutuhan informasi soal pandemi terutama perkembangan perusahaan dalam situasi yang tidak menentu.
Karena itu, kata Nila, secara komunikasi dan employee engagement, Gojek memiliki strategi khusus untuk memastikan agar karyawan dapat mengetahui perkembangan secara berkala. Di sisi lain, banyaknya jumlah populasi karyawan yang didominasi oleh kalangan milenial atau kaum muda mendorong kebutuhan interaksi sosial cukup tinggi, menjadi suatu hal yang tidak dapat dilewati begitu saja.
“Oleh karena itu baik dari sisi internal komunikasi maupun pengembangan SDM kita benar-benar pikirkan cara bagaimana kita bisa memastikan untuk memenuhi rasa kebutuhan terhadap interaksi sosial. Walau dengan keterbatasan work from home,” katanya.