Strategi BCA Syariah Tingkatkan Pertumbuhan di Tahun 2022

1
1535
Reporter: Petrus Dabu

PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) menggenjot pertumbuhan bisnis pada tahun 2022 ini dengan memperkuat teknologi informasi (TI). Transformasi digital penting dilakukan untuk bisa menggaet lebih banyak nasabah ritel yang bisa meningkatkan dana murah atau current account saving account (CASA).

Mengacu pada laporan keuangan Perusahaan, BCA Syariah masih menghadapi tantangan untuk meningkatkan profitabilitas. Return on Asset (RoA) berada di kisaran 1,12%, sementara Return on Equity (RoE) berada di kisaran 3,15%.

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan RoA dan RoE yang rendah ini terjadi karena modal yang dikucurkan sang induk yaitu BCA masih sangat memadai, apalagi setelah ada tambahan modal pada akhir tahun 2020 lalu hasil penggabungan Bank Interim ke dalam BCA Syariah.

Karena itu, Yuli mengatakan manajemen BCA Syariah memang perlu bekerja keras untuk mengejar profitabilitas. Upaya yang dilakukan diantaranya adalah dengan meningkatkan komposisi dana murah atau CASA untuk menurunkan cost of fund atau biaya dana.

“Untuk meningkatkan CASA, enggak ada hal yang lain selain harus bisa jadi transactional banking. Ngomongin transactional banking balik lagi, IT-nya harus keren,” ujar Yuli saat berbincang dengan Theiconomics, Kamis (17/02/2022).

Baca Juga :   Komisi V DPR Minta Kemenhub Realisasikan Semua Program yang Sempat Tertunda di 2021

Selama ini, Yuli mengatakan jangkar (anchor) pertumbuhan BCA Syariah adalah segmen komersial dan corporate. Ketika masuk ke segmen UMKM pun, BCA Syariah berstrategi memilih segmen UMKM yang didukung oleh nasabah di segmen corporate. Misalnya, BCA Syariah masuk ke pendanaan UMKM yang menjadi plasma dari nasabah korporasi yang di BCA Syariah maupun di BCA, yang tentunya punya rekam jejak yang baik.

Seperti induknya BCA, BCA Syariah menerapkan standar prudensial yang tinggi dalam penyaluran pembiayaan. Hal ini tercermin dari Non-Perfoming Financing (NPF) yang rendah di angka 1,13% secara gross dan 0,01% secara net.  Namun meskipun aman dari sisi ancaman gagal bayar, tetapi diakui Yuli ada hal yang challenging yaitu tuntutan margin pembiayaan yang rendah.

Karena itu, menggarap segmen ritel dengan menjadi bank transaksional adalah pilihan utama untuk mendongkrak profitabilitas. “Untuk tumbuh lebih baik, supaya profitnya juga lebih baik, cara paling sederhana adalah menurun cost of fund. Supaya turun cost of fund-nya maka komposisi CASA harus bagus. Supaya CASA-nya bagus, infrastruktur IT yang kuat mutlak diperlukan. Mudah-mudahan kalau semuanya lancar, penyempurnaan IT ini jadi fokus BCA Syariah di tahun 2022 dan tahun-tahun mendatang. Selain itu, IT memang harus diperkuat supaya sinergi dengan BCA juga semakin lancar,” ujarnya.

Baca Juga :   Elnusa Catat Kenaikan Laba Bersih 674% di Kuartal III-2022

Terkait sinergi dengan ekosistem BCA ini, Yuli mengakui selama ini menemui kendala karena BCA Syariah terlahir bukan dari Unit Usaha Syariah (UUS), tetapi lahir dari sebuah bank hasil akuisisi yaitu PT Bank Utama Internasional yang kemudian dikonversi menjadi BCA Syariah sehingga semua infrastrukturnya sejak awal memang berbeda dengan BCA.

Pada tahun 2019 lalu, OJK telah menerbitkan POJK Nomor 28/POJK.03/2019 yang membuka peluang bagi suatu bank syariah untuk bersinergi dengan induknya yang bank konvensional, kecuali dalam hal modal. “Dengan POJK 28 itu kita punya ruang untuk bisa kerja sama lebih luas bersama induk kita sehingga harusnya percepatan transformasi teknologi jauh lebih baik,” ujarnya.

Salah satu inovasi yang dihadirkan oleh BCA Syariah untuk meningkatkan CASA ke depan adalah dengan pembukaan rekening secara online. Ini terutama untuk nasabah ritel segmen mass market. Sementara untuk menarik segmen nasabah korporasi, membuat teknologi yang seamless dengan BCA adalah solusinya, karena nasabah korporasi mungkin mayoritas sudah menggunakan berbagai fasilitas BCA. “Jadi ekosistemnya BCA Syariah harus seamless dengan BCA. Contohnya, mau transfer dari BCA Syariah ke BCA bisa real time dan free,” ujarnya.

1 comment

Leave a reply

Iconomics