Tips Kabiro Kementerian Keuangan Menghadapi Krisis dalam Komunikasi

0
370
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Para insan public relations (PR) pasti sudah pernah mengalami kondisi krisis dalam komunikasi. Tidak ada pilihan untuk menghadapi krisis tersebut. Kementerian Keuangan sudah barang tentu sering menghadapi kondisi demikian.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan RI, Rahayu Puspasari bercerita cara mengatasi krisis dalam komunikasi. Hal tersebut dipaparkannya dalam webinar Corporate Communication Talk yang digelar The Iconomics. Langkah pertama yang dilakukan adalah mendefinisikan krisis tersebut dengan menghubungkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap Kemenkeu.

“Memiliki keterkaitan dengan pendefinisian credibility, trust terhadap Kemenkeu, baik itu di media cetak, daring, TV ini harus menjadi alarm kami,” ungkap Rahayu dalam Corporate Communications Talk pada 19 Januari 2023 lalu.

Selanjutnya, menentukan kategorisasi dari hasil pendefinisian krisis tersebut. Kategorisasi yang diberikan antara lain kategori normal, sensitif, pre-crisis atau crisis.

Langkah kedua adalah bagian tersulit yaitu mapping krisisnya. Pada tahapan ini mulai menguraikan masalah sekaligus  menyusun resep mengatasi masalah tersebut.

“Nah, memahami posisinya ada dimana berdasarkan kriteria yang tadi, jadi kita punya kriteria, kita cocokkan dengan kondisi faktual hariannya, dan memahami apa yang kemudian menjadi concern publik itu sangat penting,” kata Rahayu.

Baca Juga :   Perang Berkecamuk di Ukraina, KSSK Nilai Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Masih Normal

Ketiga, mengelola krisis tersebut. Puspa menyebut bahwa respons terhadap krisis harus dilakukan sedini mungkin untuk memimalkan adanya krisis. Dalam hal ini, resep dan pendekatan mengatasi krisis juga berbeda-beda, tergantung dari jenis maupun industrinya.

Dalam mengelola krisis ini, Puspa menjelaskan pentingnya menentukan tujuan dari komunikasi yang ingin dicapai, apa dan kepada siapa ini diangkatkan.

“Apakah kita itu tujuannya untuk meluuruskan isu saja atau untuk menenangkan publik. Seperti kasus subsidi BBM, atau kita ingin yang lebih advance, kita ingin bahkan meyakinkan publik memberikan atau sampai dengan adanya action dari publik,” tuturnya.

Puspa juga menjelaskan lebih rinci cara mengelola krisis yaitu mendengarkan dan memahami yang menjadi concern publik. Kemudian, konsentrasi dengan hal-hal yang bisa mengkoneksikan perusahaan dengan publik. Tak hanya itu, insan humas juga harus memberikan narasi perusahaan adanya komunikasi yang penuh empati, hingga melakukan kolaborasi taktis.

Leave a reply

Iconomics