Waskita Karya Bidik Keuntungan Rp2,98 Triliun dari Divestasi 5 Ruas Tol Tahun Ini

Destiawan Soewardjono, Direktur Utama Waskita Karya
Setelah sukses mendivestasikan empat ruas tol pada tahun 2021 lalu, pada tahun ini PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kembali berencana menjual lima ruas tol.
Destiawan Soewardjono, Direktur Utama Waskita Karya mengatakan pada tahun lalu, dari penjualan empat ruas tol, Perseroan mendapatkan gain atau keuntungan sebesar Rp2,66 triliun.
“Di tahun 2022, kami merencanakan gain divestasi jalan tol sebesar Rp2,98 triliun untuk lima ruas,” ujar Destiawan dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (27/5).
Waskita Karyar akan menjual kepemilikannya pada lima perusahaan jalan tol pada tahun ini yaitu:
– PT Semesta Marga Raya (SMR), dengan perkiraan gain sebesar Rp 471 miliar
– PT Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR), dengan perkiraan gain Rp 1,1 triliun
– PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol (TJPJT), dengan perkiraan gain Rp 359 miliar
– PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), dengan perkiraan gain Rp 583 miliar
– PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), dengan perkiraan gain Rp 306 miliar
– PT JSN (kompensasi), dengan perkiraan gain Rp 161 miliar.
Destiawan mengatakan hingga Mei 2022, divestasi kelima ruas tol tersebut belum ada yang terealisasi.
“Kami rencanakan pada akhir Juni ini untuk yang CCT yang diambil alih oleh SMI, kami akan melakukan signing untuk kesepaktannya dan kemudian dua ruas yang diambil oleh INA akan dilaksanakan di bulan Juli. Demikian juga yang PBTR, sehingga diharapkan di tahun 2022 ada lima ruas tol yang akan didivestasi,” ujarnya.
Pada tahun 2021, Waskita Karya mendivestasikan kepemilikannya di perusahaan jalan tol yaitu PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT) dengan nilai keuntungan yang diperoleh sebesar Rp438 miliar; PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) senilai Rp89 miliar; PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) senilai Rp1,52 triliun dan PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) senilai Rp606 miliar.
PMN 2022
Tahun 2022, Waskita Karya mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun. Sebelumnya pada tahun 2021 lalu, perusahaan konstruksi plat merah ini juga telah memperoleh PMN sebesar Rp7,9 triliun.
PMN senilai Rp3 triliun pada tahun 2022 ini, rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan proyek tol Kayu Agung–Palembang–Betung sebesar Rp2,4 triliun. Kemudian, jalan tol Ciawi-Sukabumi sebesar Rp996 miliar.
Tol Kayu Agung–Palembang–Betung memiliki panjang 111 km dengan total nilai investasi Rp22 triliun, masa konsesi 50 tahun dan dengan IRR sebesar 9,6%.
Sedangkan tol Ciawi-Sukabumi, memiliki panjang 38 km, niliai investasi Rp11,7 triliun, masa konsesi 45 tahun, dengan IRR 13,4%.
Dengan menerima PMN di tahun 2022 ini, seperti pada tahun lalu, Waskita juga harus melakukan right issue karena Waskita merupakan perusahaan publik. PMN ini juga telah meningkatkan rating perusahan dari BBB dengan negative outlook menjadi BBB dengan stable outlook pada kuartal kedua 2022 dari Pefindo.
Pada tahun 2021, realisasi PMN sebesar Rp7,9 triliun dan right issue yang diserap oleh publik sebesar Rp1,5 triliun. Sehingga komposisi saham pemerintah dan publik yang tadinya 66,04% dan 33,96% berubah menjadi pemerintah 75,35% dan publik 24,65%.
“Diharapkan dengan penerimaan PMN tahun 2022, ini bisa kembali komposisinya seperti sebelum PMN tahun 2021. Sehingga, dengan PMN Rp3 triliun, kami berharap publik akan menyerap sebesar Rp3,9 triliun,” ujar Destiawan.
Pada tahun 2022 ini, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Waskita Karya menargetkan memperoleh pendapatan sebesar Rp29,44 triliun, naik dari Rp12,2 triliun pada 2021.
Seiring dengan kenaikan pendapatan ini, rugi bersih yang pada tahun 2021 lalu tercatat sebesar Rp1,83 triliun ditargetkan juga akan berkurang menjadi rugi bersih sebesar Rp1,11 triliun.