Bos Nomor Satu Pos Indonesia Luncurkan Buku, Agile Leadership Kata Kunci Hadapi Krisis 

0
95
Reporter: Rommy Yudhistira

Dalam catatan sejarah, PT Pos Indonesia (Persero) telah melewati berbagai era yang terjadi di Indonesia. Bahkan Pos Indonesia sempat mengalami krisis akibat pandemi Covid-19 di pertengahan 2020.

Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R. Djoemadi bercerita, pihaknya menghadapi situasi atau masalah pasca-penunjukannya sebagai bos nomor satu di perusahaan milik negara itu. Dari sisi eksternal, kondisi pandemi Covid-19 membawa masalah bagi berbagai industri yang ada baik di tingkat global dan domestik.

Sedangkan dari sisi internal, kata Faizal, Pos Indonesia menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks. Berdasarkan hal itu, setidaknya ada 3 hal yang menjadi penyebab merosotnya performa Pos Indonesia.

Pertama, kata Faizal, masalah finansial di mana perusahaan melemah tercermin dari pendapatan yang berada pada posisi tidak baik. Kedua, performa bisnis Pos Indonesia dinilai kalah bersaing dengan para kompetitor.

Apabila dilihat dari portofolio bisnis di bidang jasa kurir dan logistik, kata Faizal, perusahaan tidak menjadi top of mind konsumen yang merasa tidak puas dengan pelayanan Pos Indonesia.

Baca Juga :   Selain PEN, Ini Program Pegadaian yang Dinilai Membantu Nasabah

“Krisis ketiga yang dialami perusahaan tertua di Indonesia ini adalah masalah kedisiplinan. Disiplin operasional hancur. Bagaimana kita mau memuaskan konsumen?” kata Faizal dalam acara peluncuran buku Thriving on Turbulence: Agile Leadership untuk Sukses Melewati Disrupsi di kantor Pos Indonesia, Jakarta, Rabu (12/6).

Di buku itu pula Faizal mengungkap strategi memimpin perusahaan. Buku tersebut, merupakan bentuk refleksi dan pengalamannya selama memimpin Pos Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Agile leadership menjadi kata kunci, kata Faizal, terutama dalam konteks kondisi ketika itu. Dalam situasi krisis seorang pemimpin dipaksa untuk mengambil keputusan secara tepat dengan beban yang besar.

Agile leadership berarti melakukan praktik kepemimpinan situasional (situational leadership) yang mampu membaca kebutuhan perusahaan saat itu. Oleh karenanya, saya percaya bahwa segala keputusannya adalah beta, selalu berubah, untuk merespons keadaan yang penuh turbulensi,” ujar Faizal.

Masih kata Faizal, prioritas pertama seorang pemimpin untuk menghadapi situasi yakni membuat sense of crisis. Maka dari itu, langkah pertama perlu yang dilakukan ialah mengungkapkan kondisi perusahaan yang berada dalam keadaan kritis.

Baca Juga :   PTPP Tuntaskan Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sistem Irigasi Senilai Rp256 Miliar

Setelah itu, lanjut Faizal, pihaknya membangun koalisi solid di antara pemimpin. Keberadaan koalisi tersebut menjadi penentu keberhasilan transformasi yang dijalankan perusahaan.

Berbekal strategi tersebut, kata Faizal, Pos Indonesia berhasil melewati krisis, dan mampu bersaing dengan para kompetitor yang ada saat ini. Bahkan, Pos Indonesia berupaya untuk menjadi perusahaan logistik yang membanggakan bagi Indonesia.

“Dalam konteks Pos Indonesia, hal ini ditunjukkan lewat soliditas di antara BOD (board of director), komisaris, dan pemegang saham,” katanya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics