Kinerja Keuangan InJourney Melesat di 2023, Tumbuh hingga 211% Dibanding Tahun 2022
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) membukukan laba bersih Rp 1,1 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut naik 211% dibandingkan dengan tahun 2022 yang mengalami kerugian hingga mencapai Rp 993 miliar.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan, pihaknya membukukan pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 8,8 triliun. Dari sisi perbandingan, pencapaian EBITDA mengalami kenaikan 73% dibandingkan dengan pencapaian di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,1 triliun.
“Di tengah perekonomian yang menghadapi berbagai tantangan, InJourney mampu membalikkan keadaan dengan capaian laba bersih hingga Rp1,101 triliun,” kata Dony dalam keterangannya pada Selasa (25/6).
Kemudian, kata Dony, perusahaan turut mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 23,3 triliun atau naik 47% dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 15,8 triliun. Selanjutnya, dari sisi biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) InJourney mencatat adanya penurunan hingga 16% dan itu menunjukkan adanya efisiensi dari perusahaan.
“Rasio keuangan InJourney semakin sehat, dan ke depan kami akan terus berupaya untuk membuat InJourney sebagai BUMN yang sehat, efisien, dan profitable, disertai dengan akuntabilitas,” ujar Dony.
Masih kata Dony, kinerja tersebut merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi yang dilakukan karyawan, serta manajemen InJourney Group. Selain faktor itu, dukungan yang diberikan para stakeholders turut berkontribusi pada kinerja positif yang dicapai InJourney.
Berdasarkan penilaian yang diberikan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), kata Dony, Injourney masuk dalam kategori AAA atau sangat sehat. Di sisi lain, rasio-rasio keuangan InJourney juga mengalami perbaikan.
“Kinerja positif InJourney ini sejalan dengan semakin pulihnya industri pariwisata di Indonesia,” katanya.